Tujuh Karakteristik Orang Tua Yang Berhasil No.4

Mengajarkan Nilai-Nilai Rohani 
Kepada Anak-Anak Anda

“Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu. Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.” – Amsal 6:20-23

Orang tua bertanggung jawab bagi perkembangan rohani anak-anak-Nya. Orang tua mempunyai banyak peranan bagi keluarganya, seperti pemberi nafkah, pelindung, penghibur, tetapi peranan utama kita sebagai orang tua sebenarnya adalah sebagai seorang pengajar. Mengapa penting bagi kita mengajarkan nilai-nilai rohani kepada anak-anak kita? Karena perbedaan antara kita mengajarkan atau tidak adalah anak-anak kita akan menjadi seorang yang beradab atau seorang yang biadab. Seorang Kristen yang setia tetapi tidak pernah mengajar nilai-nilai rohani kepada anak-anaknya secara pribadi akan berhadapan dengan risiko yang tinggi. Beberapa tahun terakhir ini, banyak terjadi kasus penembakkan di sekolah-sekolah maupun di tempat umum yang menewaskan banyak siswa lainnya. Setelah diselidiki, orang tua dari pelaku adalah Kristen yang taat. Mereka bingung dan bertanya mengapa? Jawabannya adalah video game dan tayangan-tayangan TV yang penuh dengan kekerasan telah mengantikan orang tua mereka sebagai pengajar. Jangan pernah remehkan pengajaran rohani yang seharusnya kita berikan kepada anak-anak kita. Kita perlu berenang melawan arus dunia yang berlomba mempengaruhi anak kita.

“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,  haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.  Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,  dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. - Ulangan 6:6-9

Sebelum memasuki Tanah Kanaan, Musa menyadari, bangsa Israel berhadapan dengan berbagai godaan di Kanaan. Karena itu Musa merasa perlu memberi perintah kepada seluruh bangsa Israel untuk mengajarkannya secara berulang-ulang nilai-nilai rohani kepada anak-anak mereka. 

Jangan membatasi diri hanya melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti membacakan Alkitab kepada anak-anak kita, atau mengadakan kebaktian keluarga seminggu sekali saja. Mungkin mereka akan bosan atau kegiatan kita menjadi rutinitas saja. Mereka perlu melihat nilai-nilai itu dalam kehidupan kita sendiri dalam keseharian kita. Mereka perlu melihat kita bisa tetap bersyukur dalam suka maupun duka daripada mengeluh dan kuatir. Mereka bisa melihat kita berdoa ketika ditimpa musibah daripada mengomel. Mereka bisa melihat kejujuran kita, kemurnian kita, integritas kita ataupun kerajinan kita dan bukannya justru mempraktekkan sikap-sikap buruk seperti dosa, dusta, kemalasan dan emosi yang tak terkendali. Anak-anak kita adalah peniru yang baik.         
Previous
Next Post »
Thanks for your comment