"Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?" Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.” .- Yesaya 33:14-16
Siapakah yang dapat bertahan dalam proses penyucian Allah? Siapakah yang sanggup tidak berubah setelah melalui apai Allah? Itulah pertanyaan yang diajukan dan dijawab oleh Yesaya. Ia memperlihatkan sebuah daftar sifat dari jenis orang yang dapat bertahan dalam krisis. Renungkanlah gambarannya:
Integritas, kehidupan pemimpin sesuai dengan kata-katanya.
Keadilan, pemimpin menolak keuntungan yang tidak jujur
Keyakinan, nilai-nilai kehidupan pemimpin tidak mengizinkannya menerima suap.
Pusat perhatian positif, pemimpin menolak memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menghancurkan
Murni, pemimpin mendisiplin pikirannya untuk tetap bersih dan suci.
Aman, pemimpin bersifat teguh, mantap dalam identitas dan sumber kekuatannya.
“Kepemimpinan bukan sesuatu yang dilakukan seseorang, melainkan jati diri seseorang.”
– Leighton Ford
ConversionConversion EmoticonEmoticon