HIDUPKAN KEMBALI KEROHANIAN ANDA
“… orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” – Yesaya 40:31
“Jika tidak rusak, jangan perbaiki”. Kita tentu saja setuju dengan pernyataan ini. Tetapi bagaimana jika memang rusak?
Tercatat di Keluaran 19, Tuhan menampakkan diri kepada Musa di Gunung Sinai. Setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan menyeberangi laut Merah, mereka dipenuhi sukacita. Tuhan telah membebaskan mereka dan memberikan kemenangan yang besar. Bangsa yang paling berkuasa pada jaman tersebut telah dikalahkan dan sejauh yang Musa ketahui, semuanya berjalan dengan baik. Mereka telah mengalami kejadian yang luar biasa dalam hidup mereka . Dan saat itu dia sedang meeting dengan Tuhan. Tuhan sedang memberikan sepuluh perintah beserta dengan peraturan-peraturan mengenai tata cara ibadah dan kehidupan bermasyarakat. Mungkin Musa saat sedang membayangkan bangsa Israel akan segera memasuki tanah perjanjian dan mereka bisa segera memulai kehidupan yang baru di sana. Tetapi tiba-tiba Tuhan menginterupsi mimpinya dan berkata di
Keluaran 32:7: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.”
Apa yang terjadi? Mengapa orang-orang ini cepat sekali berpaling dari Tuhan? Hanya butuh ketidakhadiran Musa selama beberapa hari saja, mereka mengantikan Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari tanah Mesir dengan berhala. Tuhan tahu mereka telah rusak. Tuhan mengenal hati mereka. Mereka mengikuti-Nya tetapi sesungguhnya mereka tidak percaya kepada-Nya. Mungkin Tuhan, bukanlah tuhan yang mereka inginkan. Mereka ingin tuhan yang terbuat dari emas, yang kelihatan, bukannya Tuhan yang tidak kelihatan. Mereka mengikuti-nya hanya karena Tuhan membantu mereka keluar dari perbudakan. Begitu keinginan mereka sudah terpenuhi, mereka mau meninggalkan-Nya.
Kerusakan pada Diri Manusia
Jika mau jujur, dengan mudahnya kita akan temukan kerusakan-kerusakan pada diri kita lebih banyak dari yang bisa kita bayangkan. Tentu saja kita jarang berpikir tentang kerusakan-kerusakan kita. Lebih gampang untuk melihat kerusakan-kerusakan orang lain dan bersikap seolah-olah tidak memiliki kerusakan yang sama. Kadang kita mencoba berpikir bahwa pekerjaan, rumah, kendaraan dan harta milik kita lainnya akan menunjukkan sebaik apa kita. Sering kita memilih menutupi kondisi hati kita atau masalah dalam pernikahan. Padahal kenyataannya ada yang rusak dan perlu segera diperbaiki.
“Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” – Wahyu 3:17-19
Ketika kita merasa kita sedang tidak membutuhkan pertolongan Tuhan, kita tidak akan mendapatkan bantuan. Hanya ketika kita mengakui diri kita melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, kita akan mendapatkan pertolongan. Masalah terbesar kita bukanlah kerusakan itu sendiri, melainkan jika kita tidak mengakui kerusakan kita dan tidak berusaha mencari pertolongan.
Akuilah Kondisi Rohani Anda
….."Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk. – Yesaya 57:15
Ada dua jenis orang yang disukai Tuhan, yang pertama adalah orang yang remuk hatinya. Remuk hati berkaitan erat dengan pertobatan. Ketika Daud jatuh ke dalam dosa, nabi Natan menegornya.Tidak seperti reaksi raja-raja lainnya yang mengeraskan hati ketika di tegor oleh Tuhan melalui nabi-nabi-nya, Daud menyadari dosanya dan menyesal. Bahkan karena penyesalan yang amat dalam, dia menuliskan Mazmur 51. Bayangkan, setiap kali lagu ini dinyanyikannya, dia akan teringat akan dosa yang telah diperbuatnya.
“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” Mazmur 51:19
Daud menyadari perbuatannya menyakiti hati Tuhan, dan hanya orang yang mengasihi Tuhan saja yang peduli dengan perasaan Tuhan. Bagaimana dengan kita, apakah kita termasuk jenis orang ini? Ketika kita ditegor oleh Tuhan melalui orang lain, bagaimana reaksi kita? Apakah kita menerima tegoran tersebut dan bisa melihat kesalahan dan dosa kita atau kita lebih sering berusaha membela diri kita? Apakah saat ini ada dosa yang dengan sadar masih anda lakukan? Apakah Anda tahu bagaimana kira-kira perasaan Tuhan terhadap Anda saat ini? Apakah Anda peduli dengan perasaan Tuhan terhadap Anda? Anda yang tentukan sendiri apakah anda orang yang remuk hati atau orang yang keras hati, tetapi Tuhan hanya menyukai orang yang remuk hati.
Jenis orang kedua yang disukai Tuhan adalah orang yang rendah hati. Yesus adalah contoh yang sempurna dalam kerendahan hati.
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” – Filipi 2:5-8
Mari kita lihat kerendahan hati yang Yesus miliki. Pertama-tama Yesus melepaskan hak-Nya sebagai Allah. Orang yang rendah hati akan melepaskan hak-nya. Mungkin dia punya hak untuk marah dengan seseorang tetapi dia mengampuni orang tersebut. Mungkin dia punya hak untuk menuntut tanggungjawab seseorang, tetapi dia melepaskan orang tersebut. Mungkin dia punya hak untuk cemburu karena ketidakadilan, tetapi dia menerima keadaan dengan baik. Dia akan selalu melepaskan haknya. Kedua, Yesus mengosongkan diri-Nya, orang yang rendah hati akan mengosongkan dirinya. Seseorang yang merasa dirinya pintar akan susah belajar dari orang lain, sedangkan orang yang menganggap dirinya kosong, lebih gampang belajar dari orang lain. Ketiga, Yesus taat sampai mati. Orang yang rendah hati akan taat sampai mati. Bukan taat selama itu dia mau, bukan taat selama menguntungkannya, bukan taat selama yang lain juga taat, tetapi taat sampai mati. Apakah anda seorang yang rendah hati?
Orang-orang yang remuk hatinya dan rendah hati adalah orang-orang yang bisa melihat kondisi rohaninya. Mereka membuka dirinya terhadap koreksi dan tegoran, terus belajar dan terus memperbaiki dirinya. Orang-orang inilah yang disukai oleh Tuhan. Apakah anda termasuk orang yang remuk hati dan rendah hati?
Revive = Hidup Kembali
“I live in a high and holy place, but also with him who is contrite and lowly in spirit, to revive the spirit of the lowly and to revive the heart of the contrite.” - Isaiah 57:15
Kata menghidupkan, dalam bahasa Inggris adalah revive berasal dari bahasa Latin yang berakar dari kata “re” yang berarti lagi dan “vivere” yang berarti hidup. Jika disambung artinya adalah hidup kembali. Mengapa Tuhan ingin menghidupkan kembali orang yang masih hidup? Kita yang mengendarai motor tentu saja pernah mengalami peristiwa yang disebut ban bocor. Walaupun motornya bisa hidup, tetapi motor tersebut tidak bisa dikendarai. Untuk bisa berfungsi kembali, ban yang bocor perlu segera ditambal.
Tanpa kita sadari, terkadang rohani kita juga mengalami kebocoran. Tukang tambal ban sering bilang “bocor halus”. Tiba-tiba kita kehilangan semangat kita, mulai jarang berdoa, susah untuk memberi, tidak bergairah lagi melayani, tidak tertarik lagi dengan Firman Tuhan, tidak melibatkan diri lagi dalam penginjilan. Bukannya kita tetap kuat dan semangat, kita seperti tanaman ditanah yang kering.
Pernahkah anda melihat tanaman yang lupa disiram oleh pemiliknya? Jika bisa bicara, dia akan teriak :”Sirami aku sekarang atau aku segera mati!”. Tanaman layu ini akan hidup kembali ketika disirami dengan air. Seseorang yang rohaninya hampir mati perlu berteriak :”Tolong, saya membutuhkan-Mu”. Ketika kita datang kepada Tuhan dengan hati yang remuk dan rendah hati, maka Dia akan menghidupkan kerohanian kita kembali. Tidak banyak orang yang berpikir bahwa ada bagian dari dirinya yang rusak dan perlu diperbaiki, tetapi kita yang telah menyadari kondisi kita perlu lebih sungguh-sungguh lagi mencari Tuhan dan bantuan-Nya.
Pernikahan Agung Abad Ini
Dalam minggu ini, jutaan pasang mata di seluruh dunia tertuju pada pernikahan agung antara Pangeran William dengan Kate Middleton. Kate yang berasal dari kalangan rakyat biasa dipersunting Pangeran William, pewaris tahta kerajaan Inggris. Yang menjadi sorotan utama media adalah pengantin wanita-nya, yaitu Kate Middleton. Kate tampil cantik dan anggun dengan baju pengantin seharga 400 juta rupiah, tetapi yang paling menarik simpati orang adalah Pangeran William mencintai Kate dan Kate mencintai Pangeran William. Bukankah itu yang terpenting?
“… hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) – Wahyu 19:6-8
Pernikahan Agung Sepanjang Masa
Pernikahan Agung sepanjang masa belumlah digelar. Ini adalah pernikahan rohani antara Anak Domba yaitu Tuhan Yesus dengan jemaat, yaitu kita sebagai orang-orang percaya. Tuhan Yesus adalah Raja, tetapi Dia mau menerima kita, manusia berdosa Kita yang tidak layak bersanding dengan Raja diatas segala raja, dilayakkan oleh-Nya. Tetapi pernikahan ini belum digelar karena Tuhan sedang menanti persiapan jemaat-Nya, yaitu kita. Seperti yang Paulus katakan di Efesus 5:27:
“supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”
Tuhan mengasihi kita, kita lebih perlu lagi menunjukkan kasih kita kepada-nya melalui perbuatan-perbuatan kita. Kita perlu terus memperbaiki diri kita, sehingga pada waktu kita bertemu dengan Tuhan, kita kudus dan tidak bercela dihadapan-Nya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon