Memberikan Teladan Yang Saleh
Kepada Anak-Anak-nya
“Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” – Amsal 4:3-6
Mungkin Anda pernah mendengar pepatah yang mengatakan: “Ada hal-hal yhang lebih mudah mengerti dengan melihat daripada mendengarkan”. Pepatah ini juga berlaku dalam mengajarkan nilai-nilai rohani kepada anak-anak Anda.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Di antaranya ada mereka yang tergolong tipe audio yang cenderung mengunakan pendengaran untuk menyerap informasi. Tipe visual lebih tertarik kepada apa yang mereka lihat. Sedangkan tipe kinestetik baru dapat mempercayai sesuatu setelah merasakan sendiri melalui pengalaman yang dilaluinya. Sebagian besar anak-anak kita adalah kombinasi dari gaya belajar diatas. Tetapi kita tidak bisa memisahkan yang satu dengan yang lainnya. Ketika kita hanya mengajar, tetapi kita sendiri tidak mempraktekkan apa yang kita ajarkan, ini akan sulit dipahami oleh anak-anak kita. Makanya tidak heran, betapa sering Anda mengingatkan anak Anda atau seberapa keras Anda menegur anak-anak Anda, mereka tidak mendengarkan, karena Anda tidak bisa memisahkan keteladanan dalam parenting.
Tidak ada anak yang sulit, yang ada hanyalah orang tua yang kurang memahami anak-anaknya. Karena itu, perubahan anak-anak Anda haruslah dimulai dari Anda. Jika kita ingin anak-anak kita rohani, kita perlu menjadi orang tua yang rohani juga. Anak-anak perlu melihat orang tuanya mengasihi TUHAN, bergantung kepada TUHAN dan bersyukur dalam segala kondisi. Keteladanan ini akan mencetak anak-anak yang takut akan TUHAN.
Hadiah terbesar seorang Ayah kepada anak-anak-nya adalah mengasihi ibu mereka. Hal ini akan menentukan keberhasilan pernikahan sang anak kelak. Rata-rata anak yang broken home akan memiliki pernikahan yang gagal juga ketika mereka dewasa.
Anak-anak perlu belajar pengampunan dari kita, belas kasihan dari kita, kemurahan hati dari kita, kesabaran dari kita. Mereka melihat bagaimana reaksi kita ketika masa sulit tiba, ketika kita lelah, ketika kita gagal, ketika kita diperlakukan secara tidak adil. Anak-anak belajar dari kita.
Karena itu keteladanan kita adalah kunci utama kesuksesan parenting. Ketika Anda berubah, anak-anak Anda-pun bertumbuh.
ConversionConversion EmoticonEmoticon