Never Give Up !

JANGAN PERNAH MENYERAH
 Ketika Masa Sulit Tiba

Hidup kadang terasa berat dan berusaha memaksa kita untuk menyerah. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat mengalami masa sulit. Usaha saya bangkrut, saya kehilangan pekerjaan saya, demikian juga istri saya. Kami berlutut berdoa setiap malam selama enam bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru, akhirnya TUHAN menjawab doa kami. Tetapi beberapa bulan kemudian, saya mendapat kabar Ayah saya di vonis kanker stadium 4. Malam itu saya menangis. Enam bulan kemudian, Ayah saya meninggal. Kami sekeluarga berduka. Beberapa bulan kemudian, kami mendengar kabar, istri salah satu pasangan dalam grup yang kami pimpin mengalami keguguran. Selang satu hari kemudian, kami mendapatkan kabar lagi, istri pasangan yang lain dalam grup kami juga mengalami keguguran. Beberapa bulan kemudian, istri pasangan yang lain lagi dalam grup kami mengalami keguguran juga. Dan yang tersulit bagi saya adalah ketika istri saya juga harus mengalami keguguran sebulan kemudian.

Saya percaya, masing-masing dari kita memiliki cerita sendiri tentang masa sulit yang kita hadapi. Dengan mengingatnya saja akan membuat kita menangis. Kadang sulit bagi kita untuk mengerti mengapa kejadian-kejadian buruk ini menimpa hidup kita. Kehilangan orang yang kita cintai, diberhentikan dari pekerjaan, dituduh melakukan kesalahan yang tidak kita lakukan, menderita sakit tertentu, berpisah dengan orang yang kita kasihi dan yang lainnnya. Kita kecewa dan bertanya-tanya: “Mengapa? Mengapa saya? Mengapa sekarang? Mengapa ini terjadi?

Kita tidaklah sendirian. Selama berabad-abad, orang menanyakan hal yang sama. Bahkan, banyak orang yang mempertanyakan “dimanakah TUHAN ketika semua ini terjadi, mengapa Dia tidak menolong?” Pertanyaan-pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab. Ketika Ayub menghadapi masa sulit dalam hidupnya, Dia-pun tidak benar-benar mendapatkan jawaban yang pasti.  Tetapi ada suatu prinsip yang harus kita pegang, ketika mengalami masa sulit dalam hidup kita, dan prinsip itu adalah: Kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi kepada kita, tetapi kita bisa mengendalikan reaksi kita.” Ketika masa sulit tiba jangan bereaksi seolah-olah Anda adalah seorang korban kehidupan, pilihlah reaksi seorang murid.

Seorang Korban berkata: “Mengapa ini terjadi kepada saya?
Seorang Murid berkata: “Apa yang saya bisa belajar dari kejadian ini?

Seorang Korban berpikir masa sulit yang dialaminya karena TUHAN berusaha menghukumnya.
Seorang Murid mengerti TUHAN mengijinkan masa sulit dialaminya untuk membantunya bertumbuh.

Seorang Korban berpikir TUHAN mengabaikannya
Seorang Murid melihat tangan TUHAN sedang merenda suatu karya yang indah, bahkan ketika masa terburuk terjadi dalam hidupnya.

Paulus di Roma 8:28  membagikan sebuah kebenaran kepada kita:“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Dan di 2 Korintus 1:3-11, Paulus menjelaskan kebenaran yang sama dengan cara yang berbeda. Hari ini, sebagai seorang murid, kita akan belajar tentang empat alasan TUHAN mengijinkan masa sulit dalam hidup kita, dan yang pertama adalah:

1. Masa Sulit akan Menuntun Anda Lebih Dekat dengan TUHAN.

“ Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,  yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami….” - 2 Korintus 1:3-4

Paulus mengatakan bahwa Allah adalah “Bapa yang penuh belas kasihan”.  Ketika anak laki-laki kami masih bayi, dia sering terbangun di tengah malam dan menangis. Salah satu dari kami akan terbangun dari tidur kami dan mengendong bayi kami, menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut dan menyanyikan sebuah lagu secara perlahan. Saya ingat saya sering menyanyikan lagu “Nina Bobo” dengan menganti kata Nina dengan nama anak kami. Walaupun saya bukan penyanyi yang baik, anak kami akan merasa nyaman, kemudian tertidur. Tentu saja saya bukan Ayah yang sempurna, tetapi saya mengasihi anak saya.  Terlebih lagi TUHAN. Dia mengasihi kita lebih dari yang bisa kita bayangkan, karena Dia adalah Bapa yang penuh dengan belas kasihan
 
Deisme adalah sebuah ajaran yang berkembang sejak abad ke 17. Salah seorang tokoh ternama yang menganut ajaran ini adalah George Washington, presiden pertama Amerika Serikat. Deisme mengajarkan Allah itu ada, tetapi setelah menciptakan dunia, Ia meninggalkan manusia. Kita tahu ajaran ini tidak benar, tetapi terkadang di hati kita, Kita bisa berpikir Allah telah meninggalkan kita, sedangkan di Yesaya 49:14-15 tegas mengatakan: “  Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."  Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” TUHAN tidak meninggalkan ataupun melupakan kita. Bahkan ketika masa sulit tiba, walaupun kita merasa ditinggalkan, Allah tetap mengasihi kita.

Saya sering heran dengan Kristen yang ketika menghadapi masa sulit dalam hidupnya, malah menjauh dari TUHAN. Mereka berkata: “Saya tidak layak” atau “Saya belum siap” atau “Saya lagi sibuk menyelesaikan masalah saya, tidak ada waktu untuk TUHAN”. Justru TUHAN mengijinkan masa sulit dalam hidup kita untuk menguji iman kita, menguji kasih kita, menuntun kita lebih dekat pada-Nya. Masa sulit akan menyingkapkan apakah kita benar-benar mengasihi TUHAN atau tidak. Orang yang mengasihi TUHAN justru akan belajar untuk lebih bergantung kepada TUHAN.

  

2. Masa Sulit akan Memperlengkapi Anda untuk Melayani Orang Lain

“…..sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” – 2 Korintus 1:4

 Ketika Paulus mengingat kembali penderitaan-penderitaan yang pernah dialaminya yaitu dipenjara, dicambuk diluar batas, disesah, dilempari batu, karam kapal, dan masih banyak lagi penderitaan lainnya (2Korintus 11:23-29), Paulus menyadari satu hal: “Ini bukan hanya tentang saya, tetapi TUHAN mengijinkan ini semua terjadi dalam hidup saya sehingga saya bisa melayani orang lain.” Di 1Korintus 9:19, Paulus berkata:

Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.”

Kita tentu saja pernah mendengar seseorang yang ketika sedang dinasihati atau dihibur berkata: ”Kamu tidak mengerti karena kamu tidak pernah mengalami apa yang sudah saya alami”. Tetapi Paulus bisa menempatkan dirinya bagi siapa saja karena dia telah mengalami berbagai macam penderitaan. TUHAN ingin kita terlibat dalam pelayanan dan masa sulit yang kita hadapi akan menciptakan empati dalam diri kita sehingga akan lebih gampang bagi kita untuk memahami kesulitan orang lain. Inilah salah satu sebab TUHAN mengijinka masa sulit dalam hidup kita. Bukan karena Dia tidak peduli dan tidak mengasihi kita. Tetapi karena Dia ingin kita peduli dan mengasihi orang lain.

3. Masa Sulit akan Membebaskan Anda dari Sikap Mengandalkan Diri Sendiri

“ Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.  Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” 2 Korintus 1:8-9

Kita tidak mengetahui dengan pasti penderitaan yang Paulus alami di Asia Kecil (Turki-saat ini). Mungkin saja Paulus mengalami penganiayaan dari para pemuka agama. Mungkin juga Paulus sakit yang serius. Apapun juga itu, jemaat di Korintus tahu penderitaan yang Paulus alami yang hampir membuatnya meninggal dan orang yang hampir meninggal ini mengatakan bahwa semua yang dialaminya memiliki sebuah tujuan, yaitu supaya ia belajar untuk membebaskan dirinya dari sikap mengandalkan diri sendiri. 

Salah satu tujuan TUHAN mengijinkan masa sulit dalam hidup kita adalah supaya kita terbebas dari sikap mengandalkan diri sendiri. Seringkali justru kita tidak maksimal dalam hidup dan pelayanan kita karena kita kurang mengandalkan TUHAN dan kita tidak menyadarinya. Kita tidak mendoakan lagi hal-hal yang kita kerjakan atau berusaha mencari nasihat untuk keputusan-keputusan yang kita ambil. Dan TUHAN akan memperpanjang masa sulit tersebut sampai kita belajar memohon pertolongan TUHAN dengan sungguh-sungguh.

  

4.Masa Sulit akan Menyingkapkan Kuasa Doa

 “karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.” 2 Korintus 1:11

Banyak orang yang berdoa, tetapi tinggal sedikit orang yang percaya pada kuasa doa. Seringkali kita melihat doa sebagai alternatif terakhir ketika kita telah mencoba berbagai cara. Saya mengerti terkadang kita memandang doa sebagai hal yang sia-sia jika kita tidak  “melakukan sesuatu” apapun. Tetapi kita harus memisahkan antara “rohani” dengan “mempraktekkan firman TUHAN”. Ketika seseorang sakit, kita perlu kunjungi, kalau perlu kita rawat, tetapi doa adalah sesuatu yang rohani. Doa berarti kita mempersilahkan TUHAN bekerja dalam masalah yang kita hadapi. Doa membantu kita terhubung dengan TUHAN yang Maha Kuasa, yang sanggup memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Ketika masa sulit tiba dan kita berdoa, TUHAN akan menyingkapkan kuasa doa dalam hidup kita dan kita akan bertumbuh secara rohani.

Saya suka dengan kalimat: “..kamu juga turut membantu mendoakan kami…”.  Paulus sedang mengatakan bahwa: “Ketika saya hampir mati, dan kamu mendoakan saya, TUHAN membebaskan saya.” Mendoakan orang lain juga harus menjadi bagian dari kehidupan kita karena di surga nanti, kita akan tahu, berapa kali TUHAN membebaskan kita dan orang yang kita doakan karena doa syafaat. 

“Tetaplah berdoa.” - 1 Tesalonika 5:17 

Menjadi seorang Kristen tidak menjamin kita terbebas dari beban hidup. Ketika masa sulit tiba, Anda bisa memilih untuk:

Menderita tanpa TUHAN, atau Menderita bersama TUHAN

Atau

Menderita Sendirian, atau Menderita bersama Umat TUHAN

Ketika kita lebih dekat dengan TUHAN, kita akan diperlengkapi untuk melayani orang lain. Kemudian kita akan belajar membebaskan diri dari sikap mengandalkan diri sendiri dan TUHAN akan menyingkapkan kuasa doa kepada kita. Inilah inti dari kekristenan.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment