Tujuh Karakteristik Orang Tua Yang Berhasil No.6

Berusahalah Mendisiplinkan 
Anak-anak Anda Secara Konsisten

“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya”– Amsal 13:24

Ketika Salomo bicara mengenai mendisiplinkan anak pada waktunya, Salomo sedang berbicara mengenai mendisiplinkan anak-anak kita sejak usia dini dalam kehidupan mereka, saat karakter dan kemauan mereka masih mudah dibentuk.

Imam besar Eli dalam Perjanjian Lama, orang yang diserahi Samuel oleh Hana untuk dilatih secara rohani, gagal secara menyedihkan dalam mendidik anak-anaknya sendiri. Kedua putranya, Hofni dan Pinehas disebut sebagai “orang-orang dursila” (1 Samuel 2:12) yang terlibat dalam perbuatan yang tidak bermoral serta mencuri kurban yang merupakan hak Allah. Akibatnya, Allah menghukum mati mereka. Perhatikanlah baik-baik alasan mengapa keluarga Eli dihukum begitu berat:

“Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!”- 1 Samuel 3:13

Ayat ini memberitahukan bahwa Eli tidak pernah berusaha mengoreksi kelakuan putra-putranya. Tetapi kembali kepada:

“Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?" Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.” – 1 Samuel 2:25

Apakah Elia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari Yang Maha Kuasa? Mengapa Allah memarahi Eli karena tidak mengoreksi putra-putranya walaupun jelas ia telah berusaha mendisiplinkan mereka? Jawabannya adalah Eli menunggu sampai putra-putranya terlalu tua untuk mulai mengoreksi mereka. Pada saat mereka terlibat dalam pemberontakan penuh terhadap Allah, Eli baru berusaha bersikap tegas terhadap ketidakpatuhan mereka. Tetapi itu sudah terlambat. Berttahun-tahun melanggar peraturan ayah mereka tanpa menerima akibatnya menyebabkan Hofni dan Pinehas begitu mudah sekali mengabaikan “suata ayah mereka”. Kesalahan Eli bukan karena ia tidak pernah berusaha mendisiplinkan putra-putranya; melainkan karena ia tidak memulainya sejak dini.

Kita tidak perlu berusaha membentuk anak yang sempurna. Kita hanya perlu mengerti pentingnya disiplin sejak usia dini. Memang terkadang ada rasa kasihan yang bisa mengurungkan niat kita mendisiplinkan anak, disiplinkanlah diri sendiri terlebih dahulu, agar kita juga bisa mendisiplinkan anak-anak kita secara konsisten.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment