“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kejadian 2:24
Anda sudah sering mendengar perkataan bahwa keputusan paling penting yang Anda buat adalah apakah Anda mau menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juru Selamat atau tidak. Keputusan ini akan menentukan kualitas hidup yang akan Anda jalani di bumi dan kehidupan kekal yang akan Anda jalani di surga.
Keputusan paling penting kedua yang akan Anda buat adalah siapa yang akan Anda nikahi. Pilihan ini akan menunjang kebahagiaan masa depan Anda dan apakah Anda akan sanggup melayani Tuhan sampai potensi Anda yang maksimal.
Tuhan yang kita sembah menciptakan dunia demi kebaikan kita. Ia menciptakan pernikahan demi kebaikan kita juga. Anda dan suami Anda diciptakan menurut gambar pencipta kita. Melalui kebaikan dan kemurahan hati-Nya yang tak terbatas, Ia memperlihatkan kepada kita langkah-langkah yang perlu kita ambil untuk menjadi seperti yang Ia rancangkan bagi kita. Kita adalah anak-anak-Nya. Pernikahan kita direncanakan-Nya. Ia memperlihatkan kepada kita apa yang harus kita lakukan untuk berjalan selaras dengan pasangan kita untuk menjadikan kesatuan kita berkat yang indah seperti Ia maksudkan.
Sebagian besar wanita sedang mencari suami, puas dengan suami mereka, atau berharap mendapatkan suami yang lebih baik. Jika Anda meminta pria dan wanita untuk memberikan alasan-alasan mereka menikah, Anda akan menerima jawaban seperti berikut:
v Kami saling jatuh cinta.
v Teman-teman saya sudah menikah, jadi sudah waktunya melakukan hal yang sama.
v Saya memerlukan kestabilan dan keamanan dalam hidup saya.
v Semua orang berharap kami menikah.
v Kami “harus” menikah
v Kami dijodohkan
Jika kita sebagai orang Kristen percaya bahwa TUHAN menciptakan pernikahan dan mempunyai maksud untuk ini, kita harus menyimpulkan bahwa sebagian besar alasan di atas bukanlah alasan yang tepat untuk menikah, juga alasan-alasan itu tidak menunjuang pernikahan. Alasan Tuhan untuk pernikahan adalah:
v Untuk menjadi satu daging.
v Untuk kasih dengan komitmen.
v Untuk saling melayani.
Apapun status pernikahan Anda, Anda harus sadar akan serangan iblis dalam keluarga. Gereja mulai bersaing angka perceraian dari dunia, pasti ada yang salah. Saat firman Tuhan mengutus gereja untuk berada di dunia, tetapi bukan dari dunia, tetapi kita mencerminkan dunia, pasti ada yang salah. Harus kita perbaiki!
Dalam bukunya yang berjudul The Comitted Life, Rebbetzin Esther Jungreis mengatakan: “Kebudayaan kita mengajarkan kita untuk menyamakan kasih dengan kepuasan-dengan menerima, bukan memberi, dengan mengambil bukan membagi, dengan menjadi pribadi kita sendiri bukan merasakan kesatuan dengan pasangan kita. Karena itu, tidak mengherankan jika orang masuk dan keluar dari hubungan, karena keuntungannya pasti kurang dari yang mereka harapkan”.
Untuk memiliki hubungan yang berhasil, kita harus berhenti hidup menurut hukum dunia ini dan mulai hidup menurut Firman Tuhan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon