Anda Tidak Pernah Diharuskan Menjelaskan
Apa Yang Tidak Anda Katakan
Bagian Pertama – Kuasa Kata-kata
“Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” - Yakobus 3:2
Tentu saja kita semua pernah bersalah dalam perkataan. Banyak perkataan yang ditujukan kepada kita yang masih terasa menyakitkan jika kita mengingatnya. Demikian juga dengan perkataan kita yang menyakitkan bagi orang lain. Tujuan khotbah hari ini cukup wajar, tidak menuntut kita sempurna dalam perkataan, tetapi menjadi lebih baik lagi dengan mengurangi kata-kata yang negatif dan memperbanyak kata-kata yang positif.
Luka fisik bisa sembuh dengan berjalannya waktu, tetapi seringkali, luka akibat perkataan seseorang masih bisa mempengaruhi Anda sampai saat ini. Misalnya, dapatkah Anda mengingat:
v Nama panggilan kejam yang diberikan kepada Anda sewaktu kecil yang membuat Anda minder sampai hari ini?
v Ucapan sembrono, tanpa pikir panjang dari seseorang seperti : ”Bodoh, bego, idiot, dll” [red. rasanya tidak tega meneruskannya] yang masih terasa menyakitkan sampai hari ini?
v Fitnah rekan kerja, komentar negatif pasangan, hinaan dari salah seorang famili, atasan yang menilai secara tidak adil pekerjaan kita. Jika kita mengingat kembali semuanya ini bisa membuat kita menetaskan air mata.
KUASA KATA-KATA
Tahun 2005, lebih dari seribu pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran hutan di Black Hills, Dakota Selatan, Amerika Serikat. Kebakaran ini menghabisi hampir empat ribu hektar kayu yang sangat tinggi nilainya. Kata orang, api tersebut dimulai saat seorang wanita berhenti di tepi jalan untuk menyalakan sebatang rokok dan melemparkan korek api yang masih terbakar ke tanah. “Daripada memadamkan api itu”, bunyi pernyataan tertulis tersebut, “ia menatapnya saja dan memutuskan untuk meninggalkan daerah itu”. Harga yang dibayar untuk tindakan wanita yang sembrono itu terlalu mahal.
Alkitab dipenuhi oleh peringatan-peringatan tentang kuasa kata-kata. Mungkin salah satu peringatan yang terkenal mengenai lidah bisa kita temukan di Yakobus 3:5-9. Yakobus menggambarkan lidah sebagai kekuatan yang menghancurkan. Kata-kata sembrono yang keluar dari lidah seseorang mampu untuk menghancurkan harga diri, reputasi seseorang, keharmonisan persahabatan ataupun pernikahan, nama baik perusahaan dan juga kesatuan jemaat.
Karena itu kita perlu memperhatikan empat jenis perkataan yang diperingatkan Salomo supaya kita hindari jika kita ingin mengalami kehidupan yang benar-benar berhasil:
1. PERKATAAN PALSU
Di Amsal 6:16-19, kita menemukan daftar tujuh hal yang paling dibenci Allah dan dua diantaranya adalah “lidah dusta” dan “saksi dusta”. Mengapa Allah membenci dusta atau kebohongan? Karena berbohong adalah lawan dari sifat Allah dan berbohong adalah sifat setan, di Yohanes 8:44, dikatakan setan adalah bapa segala dusta. Kata-kata setan pertama yang tercatat di Alkitab adalah kebohongannya kepada Hawa dan setan belum berhenti berbohong sampai hari ini. Akibatnya, jika kita suka berbohong, kelakuan kita lebih mirip anak setan dibandingkan anak Allah.
Ada tiga jenis dusta atau kebohongan yang harus kita hindari:
A.Sanjungan.
“Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya."
- Amsal 29:5
Berbeda dengan seseorang yang memuji dengan tulus, seorang penyanjung adalah seseorang yang mengatakan kepada orang lain apa yang mereka ingin dengar untuk kepentingan dirinya sendiri. Seorang penyanjung tidak memiliki kepedulian yang tulus kepada orang yang disanjungnya. Sanjungannya hanyalah suatu bentuk manipulasi untuk mendapatkan keinginannya. Jangan heran, jika orang ini sesudah mendapatkan apa yang diinginkannya, dia akan meninggalkan Anda.
B. Memutarbalikan Kata-kata
“Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal.” - Amsal 19:1,
Kata serong disini bisa diartikan sebagai orang yang suka berkelit. Ketika dimintai pertanggungjawabannya, ada saja bantahannya, ketika ditagih janji-janjinya, ada saja alasannya.
C.Melebih-lebihkan sebuah Pernyataan
kebenaran ceritanya. Membesar-besarkan kesalahan orang lain. Mengunakan kata-kata “dia tidak pernah…….”, “dia selalu…..”.
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.” - Efesus 4:25
2. KATA-KATA YANG MEMECAH-BELAH
Jenis perkataan lainnya yang dicela Salomo adalah kata-kata yang menyebabkan perpecahan diantara banyak orang, antara lain:
A. Gosip
“Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” - Amsal 11:13
“Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” - Amsal 20:19
Psithos adalah bahasa Yunani untuk kata gosip. Coba katakan psithos beberapa kali dan Anda akan segera mengerti arti kata ini. P-s-s-s-s-t. Gosip melibatkan komunikasi rahasia. Pembukaan pembicaraan seperti “Aku tahu sebenarnya aku tak boleh menceritakan ini kepadamu, tetapi…” atau “Berjanjilah bahwa Anda tidak akan menceritakan perkataan saya ini…” adalah ciri dari gosip. Gosip terasa menyenangkan hanya jika dilakukan di bawah selubung.
Tetapi seperti yang kita sudah ketahui bahwa gosip tidaklah baik. Sesuatu yang baik tentu saja menghasilkan yang baik juga, tetapi tidak dengan gosip. Membagikan informasi yang seharusnya rahasia, hanyalah akan menghancurkan persahabatan, kepercayaan orang lain dan merusak reputasi kita.
B.Fitnah
Fitnah adalah sepupunya gosip. Jika gosip melibatkan komunikasi rahasia, fitnah melibatkan pembunuhan karakter. Kata ‘fitnah’ berarti ‘berbicara palsu’. Jika gosip paling tidak dibicarakan secara diam-diam, seorang pemfitnah tidak malu-malu membagi-bagikan informasi yang merusak dengan siapapun dan setiap orang yang mau mendengarkan. Mengapa? Karena seorang pemfitnah telah mengangkat dirinya sendiri menjadi hakim dan pelaksana hukuman atas reputasi pihak lain. Si pemfitnah telah merampas sebuah peranan yang disediakan Allah hanya bagi diri-Nya sendiri – sebuah tindakan yang tentunya bukan merupakan suatu pelanggaran ringan di mata Tuhan.
“Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?” -Yakobus 4:11-12
Para tukang gosip dan pemfitnah sering membela diri dengan mengatakan bahwa apa yang mereka ucapkan adalah benar. Padahal tidak ada kebenaran sama sekali dalam gosip dan fitnah! Satu-satunya ‘kebenaran’ yang ada dalam gosip dan fitnah adalah bahwa semuanya dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain!
“Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati. Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.- Amsal 18:8-9
Jika Anda perhatikan hubungan ayat kedua ayat di atas, gosip merampas waktu berharga Anda. Allah telah memberikan kepada kita masing-masing begitu banyak waktu di bumi ini. Tetapi banyak orang yang bukannya mengerjakan sesuatu yang berguna dan menyenangkan Allah, malah menghabiskan waktu dengan bergosip. Anda termasuk orang yang suka terlibat dalam gosip dan fitnah? Dengan bergosip dan fitnah, Anda menanggung risiko kerusakan serius reputasi orang lain, demikian juga nama baik Anda sendiri; dan yang paling penting, Anda sedang mengundang penghakiman Allah atas hidupmu sendiri.
3. PEMBICARAAN YANG TIDAK MATANG
“Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya. - Amsal 18:17
Salomo mengerti bahaya dari berbicara terlalu cepat atau membuat penilaian yang tidak matang. Ketika saya masih di kampus dan melayani sebagai pemimpin diskusi Alkitab, salah seorang rekan saya meminta penilaian saya tentang ketidakpuasannya terhadap pendeta kami. Saya pun memberikan penilaian saya berdasakan informasi yang saya dapatkan darinya. Beberapa hari kemudian, saya dipanggil oleh pendeta kami yang meminta klarifikasi. Rupanya penilaian saya dipakai oleh rekan saya untuk memperkuatkan tekanannya terhadap pendeta kami. Saya menjelaskan situasinya dan saya bersyukur, pendeta saya mengerti. Karena dia adalah orang yang membuat penilaian setelah mendengarkan dari dua pihak. Hari itu saya belajar untuk tidak membuat penilaian terburu-buru, sebelum mendapatkan informasi yang matang.
Ketika mendengarkan pengaduan dari seseorang, terkadang secara naluri kita ikut menyalahkan orang yang dituduh. Tetapi seringkali informasi yang kita dengar tidaklah lengkap. Mungkin orang tersebut hanya mengadukan ketidakadilan yang diterimanya, tetapi tidak menjelaskan kesalahan yang diperbuatnya. Ada baiknya sebelum membuat penilaian ataupun mengambil sebuah tindakan bodoh, seperti memarahi orang yang dituduh, alangkah bijaksananya jika kita mendengar dari kedua belah pihak terlebih dahulu, baru membuat penilaian.
4.PEMBICARAAN YANG TIDAK PERLU
“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” Amsal 10:19
Menurut sebuah data statistik, orang pada umumnya mengucapkan sepuluh ribu sampai dua puluh ribu kata setiap hari. Kata sebanyak itu cukup untuk mengisi sebuah buku kecil, padahal orang pada umumnya tidak selesai membaca satu bukupun dalam setahun. Perbedaan antara pengeluaran dan pemasukan bisa menuntun kita kepada kata-kata kosong yang sering berbahaya.
Pernahkan Anda memperhatikan bahwa semakin panjang suatu percakapan, semakin cenderung Anda terlibat dalam gosip ataupun fitnah, bahkan kata-kata vulgar yang tidak sepatutnya diucapkan. Ikutilah nasihat Salomo untuk menahan diri dari perkataan yang tidak perlu.
“Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.” Amsal 18:2
Ada juga jenis orang yang sukanya menghabiskan waktu untuk curhat saja akan masalah-masalah yang dihadapinya tanpa benar-benar berniat mendengarkan nasihat ataupun solusi dari sahabat-sahabatnya. Jadilah bijaksana dengan lidah kita, karena Anda tidak harus menjelaskan apa yang tidak Anda katakan. God Bless You!
ConversionConversion EmoticonEmoticon