Seni Hidup Dengan Baik
“Hidup dengan baik!”. Apa yang Anda bayangkan ketika merenungkan kalimat ini? Apakah memiliki kekayaan yang tidak habis tujuh turunan, sehingga Anda bisa mendapatkan apapun yang Anda inginkan seperti membeli rumah impian dan tidak perlu menyewa rumah lagi, membeli kendaraan idaman sehingga Anda tidak perlu nebeng (baca: numpang) lagi, mendirikan perusahaan sendiri sehingga Anda tidak perlu lagi melakukan pekerjaan yang tidak Anda sukai, atau bebas jalan-jalan keluar negeri, tidak lagi seperti sekarang, setiap kali mau jalan-jalan, lihat dulu ada uang atau tidak di dompet Anda.
“Oh, tidak,” protes Anda. “Saya tidak sematerialistis itu.” Hidup dengan baik bagi Anda mungkin artinya memiliki cukup banyak waktu dan uang yang sering disebut orang dengan Time Freedom dan Financial Freedom, sehingga Anda bisa mencapai tujuan hidup Anda yang mulia seperti membantu pelayanan gereja atau membantu kegiatan sosial.
Atau mungkin hidup dengan baik bagi Anda artinya memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang sekitar Anda, memiliki pasangan hidup yang mencintai Anda apa adanya, memiliki beberapa sahabat baik yang selalu ada ketika Anda membutuhkan mereka atau jika Anda bisa memberi yang terbaik untuk anak-anak Anda.
Saya ada kabar buruk dan juga kabar baik buat Anda hari ini. Kabar buruknya adalah mungkin Anda tidak akan mendapatkan semua materi yang Anda impikan, atau mencapai semua tujuan Anda, atau mengalami hubungan yang selalu menyenangkan. Tetapi kabar baiknya adalah Anda bisa mendapatkan lebih dari yang Anda miliki saat ini dan hidup dengan baik. Benar, Anda tidak salah membacanya. Bagaimana saya bisa menjamin perkataan saya ini? Karena yang akan kita pelajari selama tiga bulan ke depan bukan berdasarkan pada nasihat manusia atau falsafah hidup yang telah dikumpulkan selama berabad-abad. Jaminan hidup dengan baik berasal dari TUHAN sendiri.
APAKAH TUHAN MENGHENDAKI ANDA BERHASIL ATAU SUKSES?
Saat menghubungkan TUHAN dengan keberhasilan atau kesuksesan, mungkin kita diingatkan kembali oleh teologi kemakmuran yang dikembangkan beberapa hamba TUHAN yang mengajarkan secara berlebihan tentang materi, bahwa TUHAN menginginkan setiap orang memiliki kekayaan secara materi dan miskin adalah dosa dan tanda kurang iman. Tentu saja ajaran ini salah tafsir dan menuai banyak kritik dan banyak dari kita menjadi skeptis ketika kita berbicara tentang keberhasilan hidup dikaitkan dengan TUHAN. Tetapi jika kita meneliti Firman TUHAN, Allah memang menghendaki Anda berhasil atau sukses dalam kehidupan:
“tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” - Mazmur 1:2-3
“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” – 3 Yohanes 2
Allah menghendaki Anda berhasil dalam kehidupan Anda dan hidup dengan baik. Keberhasilan disini bukan berbicara tentang kerohanian saja, tetapi setiap area hidup kita. Tetapi ini tidak berarti TUHAN ingin setiap orang Kristen kaya secara materi (Maaf ya, jika ada yang berpikiran demikian). Karena hidup yang berhasil atau sukses tidak hanya terbatas pada keberhasilan dalam keuangan saja, tetapi TUHAN menghendaki Anda bisa menikmati keberhasilan dalam setiap area kehidupan anda.
Dalam bukunya First Thing First, Steven Covey mengajukan serangkaian pertanyaan untuk menolong kita menentukan apakah kita telah hidup dengan baik:
v Kesehatan, apakah Anda mempunyai tenaga atau kemampuan jasmani terus menerus sepanjang hari – atau apakah ada hal-hal yang Anda ingin lakukan tetapi tidak dapat karena Anda merasa lelah, sakit, atau tidak bertenaga?
v Keuangan, Apakah Anda mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan memiliki sumber-sumber persediaan bagi masa depan – atau apakah Anda sedang berutang, mempunyai jam kerja yang lama, dan hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup Anda?
v Hubungan, Apakah anda mempunyai hubungan yang akrab dan memuaskan dengan orang lain? Apakah Anda mampu bekerja sama dengan orang lain secara efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama – atau apakah Anda merasa diasingkan dan sendirian, tidak mampu menggunakan waktu luang dengan orang-orang yang Anda kasihi, atau sukar bekerja sama dengan orang-orang lain karena kesalahpahaman, kesukaran komunikasi, fitnah dan gosip?
v Terus belajar dan bertumbuh, Apakah Anda terus belajar dan bertumbuh, mendapatkan sudut pandang baru, mencapai keahlian baru atau apakah Anda merasa tidak pernah maju?
v Kerohanian, Apakah Anda merasa dekat dengan TUHAN dan rindu untuk membangun hubungan pribadi dengan TUHAN melalui saat teduh setiap hari, bersemangat dalam pelayanan dan kasih– atau Anda merasa jauh dan kering secara rohani, kegiatan rohani menjadi rutinitas?
Dimanapun kondisi Anda saat ini, TUHAN menghendaki Anda berhasil dalam kehidupan Anda dan hidup dengan baik.
“Hidup dengan baik artinya mengalami yang Terbaik dari ALLAH dalam setiap bidang kehidupan Anda.” - Robert Jeffress
KEMAMPUAN UNTUK HIDUP DENGAN BAIK DISEBUT HIKMAT
Selama 16 tahun bergaul dengan orang-orang Kristen, kadang saya melihat hanya sedikit perbedaan antara orang yang percaya dan tidak. Maksud saya adalah hanya sedikit orang Kristen yang benar-benar mengerti bagaimana menjalankan kehidupannya dengan baik. Tak terhitung banyaknya orang-orang Kristen yang bergumul dengan kondisi keuangannya, terlilit hutang, terjerat dalam berbagai dosa, tidak bisa mengendalikan dirinya, mengalami kesulitan mengatur anak-anaknya.
Kemampuan untuk mencapai keberhasilan hidup disebut hikmat, atau dalam bahasa Ibrani disebut hokmah. Kata hikmat pertama kali dipakai untuk mengambarkan para penenun yang menenun pakaian Harun, imam besar. Karena imam besar Harun melambangkan Imam Besar Agung Yesus, sangat penting bagi para penenun mengikuti petunjuk TUHAN dalam membuat pakai Harun yang rumit (Keluaran 28:3).
Seorang yang berhikmat adalah seorang yang mengikuti petunjuk dari TUHAN dan untuk memperoleh hikmat ini diperlukan usaha. Karena keahlian untuk hidup dengan baik tidak muncul secara alami, kita harus menemukannya.
Seperti kata-kata yang tertulis pada sampul Alkitab milik Albert Einstein yang terpajang dalam salah satu museum di Amerika:
“Jerami di permukaan air terbawa arus tetapi orang yang mencari mutiara harus menyelam ke bawah”
HIDUP DENGAN BAIK DIMULAI DARI MASA SEKARANG, BUKAN SETELAH KEMATIAN
Bagi seorang Kristen, kehidupan kekal tidak dimulai setelah kematian, kehidupan itu dimulai dari sekarang.
“orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.” –Markus 10:30
Yesus sedang mengambarkan sebuah kualitas kehidupan yang tidak hanya disediakan untuk kehidupan setelah kematian, tetapi yang dapat dimulai dari sekarang.
“Kelimpahan bukanlah apa yang kita punya tetapi apa yang kita nikmati” - John Petit-Senn
UKURAN KEHIDUPAN YANG BAIK BUKAN UANG
Kita sering mendengar: ”Uang tidak bisa membeli segalanya, tetapi segala sesuatu membutuhkan uang”. Ungkapan ini mengandung pembelaan terhadap pentingnya uang bagi manusia. Tetapi harus kita sadari juga banyak hal lainnya yang perlu kita kejar yang jauh lebih berharga dari uang.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” – Matius 16:26
Ketika pemimpin yang kaya diminta oleh Yesus untuk meninggalkan kekayaannya dan mengikuti Yesus, dia pergi dengan sedih karena yang diminta oleh Yesus terlalu berat baginya, sedangkan Zakheus, rela menukar uangnya dengan keselamatan. Setiap orang memiliki rasa haus dalam hal tertentu. Hal-hal yang dari dunia tidak akan bisa memuaskan rasa haus tersebut. Dunia hanya akan menghilangkan rasa haus sebentar saja. Menurut 1 Timotius 6:9-10, cinta uang akan membuat Anda semakin dahaga. Hanya hikmat dari TUHAN yang menawarkan air kehidupan bagi Anda, yang bisa memuaskan dahaga Anda.
Ada sebuah tradisi unik dari kerajaan Austria. Ketika seorang raja meninggal, jenazah-nya akan diarak dalam iring-iringan yang megah menuju gereja. Salah satu anggota keluarga kerajaan akan mengetok pintu gereja dan Imam gereja akan bertanya “Siapa?” Anggota keluarga kerajaan akan menjawab : ”Yang mulia raja dari Austria”. Iman tersebut akan menjawab: “Tidak Kenal”. Ini berulang sampai yang ketiga kalinya dan ketika ditanya “Siapa?” Dia harus menjawab: ”Orang berdosa yang miskin”, maka pintu gereja akan dibuka untuk menyambut arak-arakan tersebut.
HIDUP DENGAN BAIK TIDAK MENJAUHKAN KITA DARI MASALAH-MASALAH
Ada pertanyaan seperti ini: ”Mengapa orang-orang Kristen tampaknya mempunyai lebih banyak kesukaran dalam kehidupan ini dibandingkan orang-orang bukan Kristen?” Di balik pertanyaan ini ada suatu anggapan bahwa kepatuhan kepada Allah seharusnya menyelesaikan masalah-masalah, bukannya menambah masalah. Tentu saja dalam arti tertentu anggapan tersebut benar. Orang-orang yang mematuhi hikmat Allah biasanya akan mengalami keberhasilan keuangan, hubungan, dan pekerjaan yang lebih besar dibanding mereka yang tidak mematuhinya. Walaupun demikian, hidup dengan baik tidak menjamin kehidupan yang bebas dari masalah. Yesus berkata kepada pengikutNya bahwa mereka akan mengalami masalah-masalah di dunia, tetapi kemudian Dia menambahkan
“…Kuatkanlah hatimu, AKu telah mengalahkan dunia” - Yohanes 16:33
Tujuan Hidup Dengan Baik adalah untuk Memuliakan Allah
Allah menginginkan supaya seluruh ciptaanNya, baik pria atau wanita, orang tua atau anak-anak, malaikat atau iblis mengerti bahwa hanya Dialah yang layak disembah.
“ Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” - Roma 11:36
Kita diciptakan untuk kemuliaanNya. Di dunia kita menerima keuntungan-keuntungan karena kita mengikuti hikmat-Nya, tetapi TUHAN-lah yang seharusnya menerima kemuliaan. Mengapa kemuliaan untuk TUHAN? Sangat sederhana, kita memuliakan TUHAN karena Dia-lah Alfa & Omega, Raja, TUHAN, Pencipta, Pemelihara, Penyembuh, Penebus, Pembela. Kita ada karena TUHAN, orang tua kita berperan, tapi Nafas dan hidup kita dari TUHAN. TUHAN yang memberikan segala yang baik, kita memang selayaknya memuliakanNya. Keluarga, pekerjaan, hobi, harta milik semuanya dari TUHAN dan tidak layak kita muliakan di atas TUHAN. Di Yesaya 48:11, artinya tidak sesuatu apapun di dunia ini yang DIA ciptakan layak menjadi sainganNya. Kita memuliakanNya karena hidup yang baik hanya dalam TUHAN.
ConversionConversion EmoticonEmoticon