Anda Tidak Pernah Diharuskan Menjelaskan
Apa Yang Tidak Anda Katakan
Bagian Kedua – Menjinakkan Lidah
Seorang pegawai toko sepatu ditanya seorang ibu yang lagi berbelanja, “Boleh tidak saya beli sepatu ini sebelah saja karena sebelah sepatu anak saya hilang dengan model yang sama.” Pegawai toko tersebut berjalan menuju meja manajer toko, tanpa menyadari ibu tersebut mengikutinya dari belakang dan berkata kepada manajernya,: ”Bapak tidak akan mempercayainya, baru saja ada seorang ibu-ibu tua bertanya kepada saya, apakah dia boleh membeli sepatu sebelah saja untuk anaknya.” Katanya sambil tertawa geli, Kemudian dia menoleh kebelakang dan melihat ibu tadi berdiri tepat dibelakangnya. Dia kaget dan pucat, buru-buru menambahkan perkataannya,”Dan ibu yang cantik ini mau beli sebelahnya lagi.”
Benjamin Franklin pernah berkata: “Lebih baik kaki kita yang tergelincir daripada lidah kita yang tergelincir. Seseorang juga pernah berkata: “Ingatlah bahwa lidah Anda berada ditempat yang basah dan mudah sekali tergelincir.”
Minggu yang lalu, kita telah membahas jenis-jenis perkataan yang harus kita hindari. Kita tahu sekarang tentang pentingnya menjaga lidah kita dan berhati-hati dengan setiap perkataan kita. Hari ini kita akan kembali belajar prinsip pertama dari seni hidup dengan baik bagian kedua, yaitu menjinakkan lidah. Mungkin kita pernah mendengar peribahasa: “Mulutmu Harimaumu” yang berarti segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Ya, lidah bisa kita umpamakan seorang harimau buas yang sulit dikendalikan. Bahkan Yakobus berkata:
“tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.” – Yakobus 3:8
Sebagai manusia biasa, kita akan kesulitan untuk menjinakkan lidah kita, tetapi sebagai seorang Kristen yang telah ditebus oleh TUHAN dari cara hidup kita yang sia-sia, kita diberi kuasa untuk melakukannya. Justru kedewasaan rohani seorang Kristen bisa diukur dari kemampuannya menjinakkan lidahnya dan kemampuan ini hanya bisa diperoleh seseorang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh TUHAN dan firman-Nya. Izinkan saya hari ini membagikan kepada kita empat jurus untuk menjinakkan lidah.
1. JANGAN MAU MENGECAM SIAPAPUN SAMPAI ANDA BERBICARA DENGAN ORANG TERSEBUT SECARA PRIBADI
Ada perbedaan besar antara mengoreksi seseorang dan mengecam seseorang. Tujuan dari koreksi adalah perbaikan, sementara tujuan dari kecaman adalah penghukuman. Orang yang ingin memperbaiki akan menangani penghinaan itu sepribadi mungkin; orang yang cenderung menghukum akan menangani pelanggaran itu seterbuka mungkin. Seorang korektor bekerja dengan ketelitian seorang ahli bedah, sementara seorang pengecam bekerja dengan ketelitian sebuah ledakan nuklir. Salomo menggarisbawahi perbedaan antara koreksi dan kecaman:
“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.”
-Amsal 12:18
Kata-kata yang tepat akan menyembuhkan, tetapi kata-kata yang tajam akan melukai orang dengan dalam. Orang yang berhasil menjinakkan lidahnya akan menggunakannya untuk membangun dan menyembuhkan, bukan melukai dan menghancurkan. Kita semua pernah berbaring di tempat tidur sambil membayangkan apa yang akan kita katakan pada seseorang untuk membalasnya. Ketika kita melakukannya, kita seperti sedang mengasah lidah kita dan tidak sabar untuk melukai ketika kita bertemu dengannya, tetapi jika kita bijaksana, kita akan menahan diri kita.
“Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.”
-Amsal 11:13
Kita masing-masing diperhadapkan setiap hari kepada orang yang memerlukan koreksi: pasangan hidup yang menyakiti hati kita, rekan kerja yang membuat kesalahan besar, anak yang tidak mematuhi perintah kita, atau teman yang terus menjalani gaya hidup ketidaktaatan. Walaupun Salomo menasihati kita untuk mengabaikan penghinaan pribadi sesering mungkin, ada saatnya kita harus mengoreksi orang lain dengan kasih. Dalam Matius 18 Yesus menguraikan langkah-langkah untuk melakuka koreksi, dan prinsip yang ada di belakang kata-kata Yesus ini: “Tanganilah orang yang berbuat salah sepribadi mungkin.”
Sebelum Anda mengecam orang lain, tanyailah diri Anda sendiri, “Sudahkah aku berbicara dengan orang ini?” Jika belum, tetaplah berdiam diri. Dan sebelum Anda mendengarkan kecaman terhadap orang lain, tanyailah di tukang gosip atau si pemfirnah itu,
“Sudahkah kamu berbicara dengannya tentang masalah ini? Apakah kamu mau aku menemanimu pergi untuk berbicara dengannya?” Anda akan keheranan melihat bagaimana cepatnya percakapan yang tidak benar itu berhenti!
3. JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA
Salah seorang kenalan saya yang bukan Kristen mengeluh tentang anak yang paling besar. Katanya anaknya terlalu jujur, sehingga akan sulit baginya berhasil dalam kehidupan dan dalam dunia usaha. Kita sering mendengar sebuah ajaran yang mengatakan orang jujur susah untuk berhasil dalam usahanya. Justru ini ajaran yang salah.
Dalam risetnya, Tom Peters, seorang penulis dan praktisi manajemen bisnis melaporkan bahwa organisasi atau perusahaan yang terbaik, tersukses dan bertahan lama adalah organisasi atau perusahaan yang menekankan integritas dan kepercayaan. “Tidak diragukan lagi”, ujar peter, “Kejujuran selalu merupakan kebijakan terbaik.” Dengan kata lain, Tom Peters mengatakan bahwa jika kita ingin berhasil dalam dunia usaha, kejujuran adalah pilihan karakter yang terbaik. Kharisma dapat menghantar seseorang mencapai puncak, tetapi hanya karakter yang dapat membuat seseorang bertahan di puncak.
Jack Welch, mantan CEO General Electric yang terkemuka mengatakan: Keunggulan dan persaingan itu seluruhnya sebanding dengan kejujuran dan integritas. Mahasiswa yang mendapatkan nilai A, pelari yang menempuh jarak hanya dalam waktu empat menit, pemegang rekor lompat tinggi-semuanya adalah pemenang yang kuat-mampu mencapai hasil itu tanpa harus menipu. Orang yang menipu adalah orang yang lemah.”
Seorang istri dari seorang penulis yang kurang ternama meminta penulis Perancis Francois Coppee untuk mendukung pencalonan suaminya bagi sebuah posisi di Akademi Perancis. “Saya mohon pada Anda, pilihlah suami saya,” ujarnya memohon. “Dia akan mati jika tidak terpilih.” Coppee setuju untuk membantu, sayang suaranya gagal untuk menjamin keberhasilan si penulis. Sekian bulan kemudian sebuah kursi menjadi kosong dan perempuan itu kembali kepada Coppee untuk memintanya memberikan suara sekali lagi bagi suaminya. “Ah, tidak,” sahut Coppee, “Saya sudah memenuhi janji saya, sayangnya suami Anda tidak memenuhi janjinya. Saya menganggap diri saya sudah terbebas dari kewajiban.”
Dalam dunia kerja maupun dalam membangun hubungan satu sama lain, kita seharusnya percaya kepada hikmat TUHAN yang sudah terbukti. Dusta selalu menuntun pada kehancuran, sedangkan kejujuran menuntun pada keberhasilan hidup.
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. - Amsal 18:21
Untuk memilik hubungan yang baik, ada sebuah sajak Arab kuno memberikan tiga lapisan untuk menyaring kata-kata Anda:
Jika engkau tergoda untuk menyingkapkan sebuah cerita kepada orang lain, sebelum berkata-kata, mintalah dia melewati tiga gerbang emas.
Gerbang pertama bernama ”Benarkah itu?”
Gerbang kedua bernama “Perlukah itu?”
Gerbang ketiga bernama “Baikkah itu?”
Jika kata-kata tersebut bisa melewati ketiga gerbang ini, maka engkau dapat menceritakan kisah itu tanpa rasa takut.
Kita semua, khususnya yang mencari nafkah dengan mulut kita, lebih baik mengingat gerbang pertama ini: “Benarkah itu?” Apakah yang kita katakan benar-benar tepat, atau apakah kita sedang melebih-lebihkan atau memutarbalik kebenaran bagi keuntungan kita sendiri? Apakah ada yang sedang kita sembunyikan sehingga, jika disingkapkan, akan mempernalukan kita? Rasul Paulus mendorong kita untuk mengatakan kebenaran, seluruh kebenaran, dan tidak lain dari kebenaran:
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kiata adalah sesama anggota” – Efesus 4:25
4.INGATKANLAH DIRI ANDA SENDIRI TENTANG PERLUNYA MENYUCIKAN HATI ANDA
Apakah Anda akan merasa nyaman duduk bersebelahan dengan orang yang memiliki kemampuan membaca pikiran atau mengetahui isi hati Anda? Pastinya tidak nyaman. Sebenarnya tidak perlu seseorang yang memiliki kemampuan tersebut untuk mengetahui pikiran dan isi hati seseorang. Cukup dengan memperhatikan kata-kata seseorang saja, kita akan mendapatkan petunjuk tentang apa yang sedang dipikirkan atau diinginkan.
v Orang yang berkata-kata kasar, terbakar oleh amarah.
v Orang yang suka cerita porno, terbakar habis oleh hawa nafsu
v Orang yang berkata-kata negatif, dipenuhi ketakutan.
v Orang yang suka membual, minder.
v Orang yang tidak berhenti-hentinya bicara tentang materi, tamak.
v Orang yang suka mengeluh, merasa hidupnya tidak adil
v Orang yang suka mengkritik, terbakar oleh kepahitan.
Dilain pihak, orang yang suka memberi semangat kepada orang lain, memiliki hati yang penuh sukacita. Orang yang berkata-kata dengan lembut, memiliki hati yang penuh kasih. Orang yang selalu mengatakan kebenaran, memiliki hati yang jujur.
Yesus berkata,”Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang” (Matius 15:11). Lidah Anda seperti ember yang menjangkau dalam sampai ke sumur hati Anda dan membawa keluar apa yang sebenarnya ada disitu. Seperti bunyi pepatah yang sering kita dengar: “Apa yang keluar dari mulut, meluap dari hati”. Itulah sebabnya, akhirnya satu-satunya cara untuk mengubah pembicaraan Anda adalah mengubah hati Anda..
5.INGATLAH TANGGUNG JAWAB ANDA KEPADA ALLAH ATAS KATA-KATA ANDA
Apakah Anda menyadari bahwa suatu hari nanti Anda dan saya harus memberikan pertanggungjawaban kepada Hakim alam semesta atas setiap kata yang kita ucapkan? Yesus memperingatkan:
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Matius 12:36-37
Kata-kata yang kita ucapkan baik itu perkataan palsu, perkataan yang memecah-belah, perkataan yang kasar yang terburu-buru ataupun pembicaraan yang sia-sia, begitu kita ucapkan, tidak akan hilang begitu saja di udara. Kata-kata yang kita ucapkan akan kembali kepada kita seperti bumerang. Allah akan meneliti setiap perkataan kita dan kita akan dihakimi olehnya. Karena itu pilihlah hari ini kata-kata yang baik, penuh kasih, benar, yang membangkitkan semangat, dipilih dengan bijaksana dan menyenangkan Allah.God Bless You!
“Anda bukan saja harus bertanggungjawab atas apa yang Anda katakan, Anda juga bertanggung jawab atas apa yang tidak Anda katakan.”
– Martin Luther
ConversionConversion EmoticonEmoticon