What Ever You Earn, Spend Less - Part 1


Berapa pun yang Anda Peroleh, 
Pergunakanlah Sesedikit Mungkin!


Bagian Pertama: Membangun Jaminan Keuangan

Siapa yang ingin kaya? Tentunya saja banyak yang mau, mungkin termasuk Anda. Salah satu acara televisi yang banyak ditonton adalah acara kuis seperti Who wants to be A Millionaire, Superdeal 2 Milyar, Siapa Paling Berani, Susun Kata atau kuis terbaru Kulkas 2 Pintu. Mengapa orang tertarik pada acara-acara ini? Mungkin para peserta yang mendaftar akan menjawab, mereka merasa tertantang untuk menguji wawasan. Tetapi jika hadiah utamanya diturunkan menjadi seratus ribu saja, kira-kira berapa orang yang akan tertarik untuk mengikuti acaranya? Masalahnya memang uang.

Orang selalu tertarik pada uang, dengan alasan yang baik. Walaupun selama ini uang mendapatkan nama buruk dari pengkhotbah seperti saya, pikirkanlah tentang semua hal luar biasa yang dapat dilakukan uang: Uang dapat meringankan beban hidup, memberikan rasa aman, menolong memenuhi impian-impian kita, dan menawarkan kemandirian. Tidak heran beberapa orang benar-benar memilih untuk menyembah uang bukannya Allah. Uang, paling tidak pada pandangan pertama, tampaknya memberikan keuntungan-keuntungan yang sama
seperti yang dijanjikan Allah. Mungkin itulah sebabnya mengapa Yesus mengatakan dalam Matius 6:24, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon (uang).”

Memang menarik, Yesus tidak mengatakan bahwa Anda tidak dapat melayani Allah dan olahraga, atau Allah dan pekerjaan, atau Allah dan hobi Anda lainnya. Sebaliknya, Ia memusatkan perhatian pada uang. Mengapa? Yesus mengerti godaan unik dari uang dan pengaruh terhadap kerohanian seseorang. Itulah sebabnya Rasul Paulus memperingatkan, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Timotius 6:10).

SIKAP YANG ALKITABIAH TERHADAP UANG

Tetapi sebagian besar orang, mungkin termasuk Anda, tidak memiliki keinginan ataupun berminat jatuh cinta dengan uang. Anda mungkin hanya ingin memiliki uang yang cukup untuk biaya hidup sehari-hari, uang yang cukup untuk membayar rekening listrik, uang yang cukup untuk membayar cicilan motor, mobil atau rumah, uang yang cukup untuk biaya pernikahan, uang yang cukup untuk kebutuhan pendidikan anak-anak Anda, uang yang cukup banyak sehingga Anda tidak khawatir. Dan memang sikap yang Alkitabiah dalam hal keuangan kita adalah tidak khawatir.

Karena menurut Salomo, orang paling kaya pada jamannya menulis bahwa uang:

Dapat dengan mudah hilang:“Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.” (Amsal 23:4-5).
Meningkatkan beban hidup:Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.”(Pengkhotbah 5:12) 

Merampas sukacita:Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.”(Pengkhotbah 5:11)

Berdasarkan hikmat ini, Salomo mengambarkan suatu sikap yang harus dimiliki setiap orang berhubungan dengan kekayaan, yaitu:

“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.  Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”-Amsal 30:8-9

Salomo berdoa: “Tuhan, saya tidak mau kaya sehingga saya lupa akan Engkau. Tetapi saya juga tidak mau miskin sehingga saya tergoda mempermalukan Engkau. Tuhan, yang sedang-sedang saja. Yang penting, ada cukup uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanku.”

Pertanyaan bagi kita adalah apakah Anda saat ini punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda saat ini dan kebutuhan-kebutuhan Anda di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan membantu mengetahui kondisi keuangan Anda saat ini:

v Jika Anda dan/atau pasangan Anda kehilangan pekerjaan, berapa bulan atau berapa tahun Anda dapat bertahan?

v Jika Anda menjumlahkan semua aset keuangan Anda dan menguranginya dengan tanggung jawab keuangan Anda, apakah Anda akhirnya mendapatkan angka yang positif atau negatif?

v Jika Anda memikili anak-anak, apakah Anda memiliki rencana untuk biaya sekolah atau kuliahnya dimasa yang akan datang? (Biaya pendidikan semakin mahal)

v Bagaimana jika Anda pensiun, tidak bekerja lagi karena usia, apakah Anda bisa hidup mandiri atau Anda berharap biaya hidup Anda akhirnya ditanggung anak-anak Anda?

Apa jawaban Anda untuk pertanyaan-pertanyaan di atas?

Sebelum Anda mulai memegang kepala Anda yang mulai nyut-nyut-an memikirkan kondisi keuangan Anda saat ini, saya ingin mengungkapkan beberapa fakta bagi kita. Sebagian besar orang tidak dapat bertahan secara keuangan lebih dari sebulan tanpa pekerjaan bantuan dari orang lain, sebagian besar orang hidup dengan hutang, sebagian besar orang tidak menyisikan uangnya untuk ditabung setiap bulannya. Menurut Barna Research, hanya tiga dari sepuluh keluarga yang menyimpan cukup uang untuk menjaga standar kehidupan mereka selama enam bulan jika pencari nafkah kehilangan pekerjaannya. Mengapa bisa begitu?

Ini karena pandangan yang salah tentang uang. Orang pada umumnya percaya bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kebebasan keuangan adalah dengan memperoleh uang lebih banyak lagi, memenangkan undian berhadiah atau mendapatkan harta warisan. Tetapi hikmat Salomo mengenai keuangan tidak ada hubungannya dengan memperoleh, memenangkan atau mendapatkan. Jalan menuju hidup yang berkelimpahan dimulai dengan rahasia umum, yaitu Berapapun yang Anda peroleh, pergunakanlah sesedikit mungkin. Mungkin di Indonesia kita mengenal pepatah yang mengatakan Hemat pangkal Kaya atau lebih besar pasak daripada tiang (untuk mengambarkan orang yang pengeluarannya melampaui pendapatannya).

RAHASIA HIDUP KELIMPAHAN

Beberapa rahasia yang perlu kita ketahui mengenai orang kaya adalah sebenarnya, hanya 8 persen orang kaya yang mewarisi 50 persen atau lebih dari kekayaan mereka. 61 persen orang kaya pada masa kini memperoleh kekayaan tanpa menerima warisan. Penghasilan yang tinggi tidak otomatis menjadikan seseorang kaya, seperti yang dikatakan Salomo: “Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya” (Pengkhotbah 5:10). Mungkin kata yang tepat untuk masa sekarang adalah “Semakin banyak yang Anda peroleh, semakin banya yang Anda pergunakan.”



Satu-satunya cara untuk menciptakan jaminan keuangan adalah dengan menggunakan lebih sedikit dibandingkan yang Anda peroleh. Dan usaha ini akan menciptakan selisih yang bisa kita tabung. Selisih yang kita ciptakan merupakan sikap yang kita bisa terapkan dalam kehidupan. Bayangkan saja jika Anda pergi bekerja tanpa ada selisih waktu, dan Anda perhatikan bensin Anda hampir habis dan ketika hampir di pom bensin yang jauh, Anda harus mengantri, dan ketika sedang mengantri Anda baru sadar, dompet Anda ketinggalan. Jika Anda berangkat lebih awal, tentu saja halangan yang Anda hadapi tidak menjadi masalah. Menciptakan selisih juga perlu kita praktekkan dalam keuangan kita. Ciptakan ruang bernafas antara penghasilan dan pengeluaran Anda. Ada cerita mengenai seorang pekerja pengali saluran air yang berkata: “Saya mengali saluran air ini untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan untuk mendapatkan kekuatan untuk mengali saluran air ini.”Memang tragis dan mungkin ada di antara kita disini yang sangat mengerti cerita pekerja tersebut.


Orang yang hidup tanpa menyisihkan sebagian penghasilannya menjadi korban stress yang tidak habis-habisnya. Anda hidup dari gaji ke gaji dan akhir bulan menjadi hari-hari yang penuh dengan kekhawatiran. Apalagi jika hal-hal yang tak terduga menimpa kita, seperti sakit, kerusakan pada kendaraan, uang hilang dan lain sebagainya, bahkan memikirkannya saja secara sekilas sudah cukup membuat kepala Anda mulai nyut-nyut-an kembali.

Salomo yang paham mengenai pentingnya menciptakan selisih dalam keuangan kita berkata:

“Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.” – Amsal 21:20

Orang bebal atau orang yang belum mempraktekkan rahasia umum ini mempunyai penglihatan jarak pendek dan hanya dapat berpikir tentang hari ini, jadi ia menghabiskan semua persediaannya. Mungkin dia membela dirinya dengan berkata: “Kan ada firman Tuhan di Matius 6:34 yang berbunyi: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." jadi ngapain dipikirin tentang hari esok ”. Alasan ini kedengarannya rohani, tetapi jika kita lihat kembali ayat tadi, ayat tadi berbicara tentang kekhawatiran, bukan tidak perlu menciptakan selisih dalam keuangan Anda. Biasanya orang yang bebal ini justru orang yang paling khawatir dalam hidupnya. Khawatir ketika tiba waktunya membayar uang kos atau uang kontrakan, khawatir ketika hendak membayar cicilan motor, khawatir ketika anak-anak akan masuk sekolah, khawatir ketika tanggal tua. Allah jelas tidak menghendaki kita hidup dalam kekhawatiran. Dia menghendaki kita hidup berkecukupan, bahkan berkelimpahan, kitalah yang perlu memiliki hikmat Tuhan dalam mengelola keuangan yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

Beberapa keuntungan dari menciptakan selisih atau menabung bagi keuangan kita adalah:


1.ADANYA SELISIH ATAU TABUNGAN  MENAWARKAN 
KEBEBASAN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN

 Coba bayangkan, seorang pemuda yang mendengar kabar, ayahnya menderita penyakit kanker di kampung dan ia benar-benar ingin menyertai ayahnya selama minggi-minggu terakhir hidupnya. Pemuda ini dihadapkan pada sebuah kenyataan, apakah dia yakin dapat menanggung kerugian akibat meninggalkan perkerjaan yang telah dia bangun selama ini, menanggung biaya tiket pesawat terbang, bahkan ikut menanggung biaya pengobatan ayahnya. Jika dia tidak memiliki kemampuan ini, mungkin dia akan merasa menyesal seumur hidup.

Selisih berupa tabungan akan menyelamatkan kita dari pilihan-pilihan yang menyakitkan seperti ini.  Kita juga lebih bebas membuat pilihan-pilihan seperti:

v  Melepaskan pekerjaan yang telah membuat Anda frustasi selama bertahun-tahun.

v  Memulai usaha sendiri seperti yang Anda impikan selama ini.

v  Terlibat lebih banyak dalam pelayanan gereja maupun sosial.

Mungkin Anda berpikir: “Untuk melakukan hal-hal diatas, tidak ada uang tabungan juga bisa, yang penting iman dan berani saja. Tuhan yang akan pelihara.” Amin, memang benar. Tetapi sebagai manusia kita banyak kelemahan. Seringkali dalam kondisi seperti itu, kekhawatiran lebih menguasai kita daripada iman. Atau paling tidak, kita membuat orang-orang yang berada dalam tanggung jawab keuangan kita menjadi khawatir. Selisih atau tabungan adalah salah satu sarana yang Tuhan berikan kepada kita keberanian untuk melakukan apa yang seharunya kita lakukan:


“Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan.”Amsal 10:15


Orang-orang yang menghabiskan setiap rupian yang diperolehnya sedang berjalan ditepi kehancuran keuangan. Diperlukan hanya satu keadaan yang tidak terduga untuk mendorong mereka jatuh dari pinggir jurang itu. Sebaliknya, orang yang memiliki tabungan yang cukup akan memiliki pilihan yang lebih banyak dalam kehidupan mereka.

Mungkin Anda berpikir: “Kan Allah bentengku, bukan uang”. Uang tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi pengganti kepercayaan kepada Allah. Walaupun demikian, orang yang bermaksud hidup dengan baik mengerti bahwa membangun keuangan yang kuat adalah bagian rencana Allah untuk mencapai hidup yang berkelimpahan.

2.ADANYA SELISIH ATAU TABUNGAN AKAN MEMBERIKAN 
KEAMANAN BAGI KEBUTUHAN MASA DEPAN


“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,  ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” Amsal 6:6-8

Semut memiliki otak yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tetapi Allah telah menaruh dalam seekor semut kesadaran bahwa makanan yang berlimpah yang mengelilinginya pada musim panas tidak akan selalu ada. Itulah sebabnya semut menyimpan sebagian makanannya untuk kebutuhan di masa depan.Dengan cara yang sama, Allah mendorong kita untuk menyisihkan sebagian penghasilan kita sekarang untuk kebutuhan-kebutuhan tak terelakkan di masa depan.

Di Kejadian 41, Anda bisa membaca kisah Firaun yang bermimpi tentang tujuh ekor lembu gemuk dan tujuh ekor lembu kurus. Setelah mimpinya ditafsirkan oleh Yusuf, ia juga mendapatkan nasihat untuk menyisihkan gandum bagi masa kelaparan. Allah melalui Yusuf menyampaikan pesan kepada Firaun untuk menabung bagi masa depan supaya menjadi berkat bagi bangsa sekitarnya dan Firaun setuju. Tindakan Firaun bukanlah tindakan ketidakpercayaan. Tindakan Firaun adalah tindakan ketaatan.

Allah juga telah menyampaikan pesan bijaksana ini untuk Anda. Suatu hari nanti Anda akan menghadapi masa kelaparan dalam keuangan. Jika Anda taat, maka Anda akan menyelamatkan keuangan Anda dan bahkan mungkin orang-orang sekitar Anda.

3. ADANYA SELISIH ATAU TABUNGAN AKAN MEMAMPUKAN ANDA UNTUK MENIKMATI SUKACITA MENDUKUNG PEKERJAAN TUHAN

“Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing—sesuai dengan apa yang kamu peroleh—menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.” – 1 Korintus 16:2

Banyak pengkhotbah yang mengunakan ayat ini untuk menekankan kepada jemaatnya untuk memberi teratur kepada pelayanan gereja. Bahkan ayat ini ada di banyak amplop persembahan. Saya percaya dengan hati kita yang senantiasa mau mendukung pelayanan Tuhan secara teratur, tetapi sebenarnya Paulus tidak sedang membicarakan tentang pemberian uang bagi kebutuhan pelayanan, melainkan penabungan uang bagi kebutuhan pelayanan. (Perhatikan kata-kata “menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah”).

Saat itu Paulus sedang mengumpulkan persembahan khusus bagi orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, dan saat ia tiba untuk mengambil pemberian orang-orang Korintus, ia tidak mau memohon-mohon dukungan mereka. Ia meminta kepada mereka untuk menyisihkannya supaya tidak menjadi beban ketika Paulus datang untuk mengumpulkannya. Pada saat ini, ada kebutuhan-kebutuhan di tiap-tiap gereja yang harus dipenuhi. Apakah rencana Allah untuk memenuhi keuangan-keuangan itu? Dengan menyisihkannya terlebih dahulu. Hanya orang-orang Kristen yang telah menyimpan kelebihan keuangan dengan menggunakan lebih sedikit dibandingkan yang mereka perolehlah yang sanggup mendukung kebutuhan-kebutuhan pelayanan. Amin. Minggu depan akan kita sambung lagi.


Semoga bermanfaat, kemuliaan bagi TUHAN!


Previous
Next Post »
Thanks for your comment