Saat Anda Membuat Kesalahan,
Akuilah dan Minta Maaf
Semua orang pasti pernah membuat kesalahan, tak terkecuali pahlawan-pahlawan iman di Alkitab. Ketika Abraham mengungsi ke Mesir akibat kelaparan di tanah Kanaan, ia berkata kepada Sara, istrinya: “Sayang, kamu tahu kamu itu ‘kan cantik. Besok kita akan ke Mesir, tapi aku takut apabila nanti orang Mesir melihatmu, mereka akan membunuh aku. Karena itu, saya mohon jika ada yang tanya, kamu ngaku sebagai adikku saja ya”.
Yang terjadi selanjutnya adalah Firaun menyukai Sara dan hendak mengambilnya sebagai istrinya. Ia menukar Sara dengan sejumlah ternak. Abraham mengambil ternak tersebut dan menyerahkan istrinya. Dan ini bukan kesalahan pertama dan terakhir, Abraham melakukannya lagi ketika raja Gerar, Abimelekh menginginkan istrinya.
Puji Tuhan, Allah melepaskan mereka. Tetapi kira-kira bagaimana perasaan Sara terhadap Abraham? Walaupun kita sudah menikah selama bertahun-tahun, memiliki semua hikmat yang kita perlukan, kita tidak mungkin menghindari kesalahan dalam pernikahan. Dan memang kita perlu memberi ruang bagi perselisihan, kesalahan dan kesedihan dalam pernikahan kita. Sebelum memasuki pernikahan, kita harus belajar mengatakan, tiga kata penting, yaitu “Saya minta maaf”.
Kata-kata ini sederhana dan seharusnya tidak sulit untuk diucapkan, tetapi dalam pernikahan, justru kata-kata sederhana ini yang paling sulit untuk diucapkan. Justru lebih banyak pasangan menikah yang memilih mengucapkan kata-kata yang lebih panjang dan sulit seperti kata-kata pembelaan diri, kata-kata “memangnya kamu tidak pernah melakukan kesalahan” yang jelas-jelas memperkeruh suasana.
Beberapa hari yang lalu, saya dan istri saya berjalan-jalan bersama beberapa saudara-saudari dalam jemaat. Kemudian kami berbicara mengenai topik pacaran. Dan dengan tidak sensitif pada perasaan istri saya, saya menceritakan beberapa hal yang mendiskreditkan istri saya. Saya tidak sadar dengan perbuatan saya sampai keesokkan paginya, istri saya menegur dengan kata-kata yang lembut.
Pada saat itu, sempat terpikir kata-kata pembelaan diri. Tetapi saya tidak bisa menyangkal kebenaran yang diucapkannya. Apakah saya merasa malu dan tampak bodoh pada saat itu? Apakah saya harus menatap istri saya dan berkata, “Saya minta maaf?” Benar sekali. Itu yang seharusnya saya lakukan dan saat itu juga, saya mengaku salah dan meminta maaf. Saya bersyukur memiliki istri yang murah hati, ia memaafkan saya. Ia menyelamatkan pernikahan kami sekali lagi.
Saat Anda membuat kesalahan, akuilah kesalahan Anda. Memang tidak mudah bagi seorang pria meminta maaf, apalagi kepada istrinya. Ini karena ada pandangan yang salah bahwa seorang pria yang kuat tidak perlu meminta maaf atas perbuataannya. Tetapi itu tidak benar. Pria yang kuat justru adalah pria yang berani mengakui kesalahannya.
“Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” - Amsal 28:13
Inilah rahasia cinta yang mungkin tidak Anda nikmati, tetapi Anda harus melakukannya. Berani mengakui kesalahan Anda dan meminta maaf akan mempertahankan kejujuran dan integritas dalam hubungan Anda.
ConversionConversion EmoticonEmoticon