Pria Yang Bertanggung Jawab
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” – 1 Timotius 5:8
Salah satu syarat pernikahan adalah kedewasaan. Ketika seorang wanita memutuskan untuk menikahi seorang pria yang belum dewasa, ia baru saja memutuskan jalan menuju kesengsaraan. Seorang pria yang belum dewasa hidup berpusat pada dirinya sendiri, sama seperti anak kecil yang asyik dengan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Ia masih bergantung kepada orang tua baik dalam keuangan ataupun dalam pengambilan keputusan. Pria seperti ini tidak siap untuk menikah, karena pernikahan adalah untuk orang-orang dewasa. Tetapi syarat kedewasaan seringkali diabaikan oleh seorang wanita dalam memilih pasangan hidup.
Seorang pria yang dewasa akan berpusat pada Kristus. Seorang pria yang dewasa akan bertumbuh semakin mirip dengan Yesus. Dan seorang pria yang dewasa sanggup melayani pasangan dan anak-anaknya dengan tidak mementingkan diri sendiri.
Dukungan seorang wanita atau istri sangat diperlukan untuk menolong suaminya bertumbuh menjadi pria yang lebih bertanggung jawab. Ada tiga jenis wanita yang membuat suaminya bertumbuh:
1. Wanita yang berusaha keras untuk berhasil dan meremehkan kemampuan suaminya untuk mencari nafkah. Jika suami merasa tidak dibutuhkan, tidak ada alasan baginya untuk bekerja keras.
2. Wanita yang terlalu tergantung yang terus menyedot energi suaminya. Istri yang terlalu menyita waktu dan perhatian suaminya, menghambat pertumbuhan suaminya.
3. Wanita yang terlalu banyak menuntut sehingga suaminya tidak sanggup lagi memenuhi harapannya. Istri yang keinginannya tidak pernah berakhir akan membuat suaminya frustasi. Keinginannya selalu melampaui apa yang suaminya bisa sediakan. Ketika suaminya dibebani oleh masalah keuangan dan memiliki istri yang tidak puas, suaminya bisa saja berhenti berusaha.
Sebaliknya, iman dan kepercayaan pada kemampuan suami Anda untuk menjadi pemelihara keluarga akan memberikan lingkungan baginya untuk mendapatkan kekuatan dan kepercayaan diri yang ia butuhkan.
“Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya” Amsal 31:11-12
Istri yang juga pengurus yang baik atas apa yang suaminya hasilkan adalah wanita dalam Amsal yang dikatakan berbahagia oleh suaminya. Penampilan dan rumah yang bersih dan rapi, istri dengan wajah tersenyum, anak-anak yang bersih dan berkelakuan baik memberikan semangat kepada suami. Jika istri, anak-anak, rumah semua tampak “berantakan”, ia mungkin memulai harinya tanpa motivasi.
Tuhan berkata kepada para pria melalui firman-nya untuk memberikan perlindungan (dalam kebutuhan emosional maupun jasmani), makanan, tempat tinggal, pakaian, kerohanian keluarga dan pengajaran. Pria harus menyediakan untuk keluarga mereka hal-hal yang TUhan sudah sediakan bagi semua orang. Belajarlah untuk menjadi penolong yang mau menghargai dan mendukung suami Anda seperti yang Tuhan maksudkan bagi Anda. Yang memetik buahnya nanti adalah keluarga Anda Sendiri.
ConversionConversion EmoticonEmoticon