Keep The Faith



"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” 2 Timotius 4:7

Selama dalam pelayanan, saya telah menyaksikan berbagai jenis orang yang mengambil keputusan menjadi murid Yesus. Beberapa dari kita meneteskan air mata bahagia ketika dibaptis, beberapa tidak menunjukkan emosinya sama sekali. Tetapi hati kita semua telah disentuh oleh TUHAN. Sama seperti anak-anak penyu yang baru menetas ditepi pantai, yang berlomba menuju laut, kita menyambut kehidupan baru dengan harapan baru. Kita melangkahkan kaki mereka penuh dengan iman.

Tetapi dari pengajaran Firman TUHAN dan pengalaman pribadi, kita mengetahui bahwa iman baru kita akan mendapatkan tantangan. Di satu sisi, Iblis akan berusaha mengoda dan menjerat dengan tujuan menghancurkan kita. Di sisi lain, TUHAN akan membiarkan kita dicobai untuk membuktikan kemurnian iman kita. Anak penyu yang baru menetas akan mendapatkan tantangan dari para pemangsa. Hanya sekitar 10 persen saja yang akan bertahan hidup dan menjadi penyu dewasa. Demikian juga bertahun-tahun saya menyaksikan murid-murid baru yang awalnya bersemangat memulai kehidupan yang baru, kandas imannya di tengah perjalanan. Mereka seolah-olah pelari jarak pendek yang memulai dengan baik tetapi berakhir dengan cepat. Tuhan tidak mencari pelari jarak pendek, TUHAN mencari pelari marathon.

Hari ini saya akan bagikan kepada kita tiga langkah untuk memelihara iman sehingga kita menjadi Kristen yang Dewasa. Langkah pertama adalah:

1. Kenali Imanmu

Sebagai seorang yang telah dilahirkan kembali secara rohani, kita perlu mengenali apa yang kita percayai.

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Roma 10:17
Seorang pemuda yang sedang mempersiapkan dirinya untuk berangkat keluar kota ditanya oleh temannya apa saja yang dibawanya. Dia menjawab: “Saya membawa buku petunjuk, lampu, cermin, mikroskop, buku puisi, surat-surat lama, buku lagu, pedang, palu, dan buku-buku lainnya.” “Banyak banget” jawab temannya dengan keheranan, “emangnya kopermu muat?”. “Muatlah” jawabnya sambil memasukkan Alkitabnya ke dalam kopernya.
Renungkanlah Firman TUHAN setiap hari. Jadilah pelaku firman TUHAN. Ada seorang anak remaja yang memandang sebuah sketsa lukisan yang baru dibuat. “Jelek sekali lukisan ini…”celetuk si anak. Sang pelukis tidak peduli. Ia tetap asyik melukis dengan warna-warni yang semakin membingungkan. Merasa bosan melihat gambar yang tidak dapat dimengertinya, anak itu lalu meninggalkan sang pelukis. Keesokan harinya, si anak terkejut melihat sebuah lukisan bunga yang sangat indah dan artistik. Tiba-tiba dibelakang anak itu sang pelukis berkata sambil tersenyum:”Itulah lukisan yang kau sebut jelek kemarin…”
Ketika kita hanya mengenal firman TUHAN secara dangkal, secara otomatis, iman kita tidak bertumbuh. Kita tidak bisa melihat “rencana ALLAH” dalam hidup kita. Sehingga kita sering menyerah terhadap kehidupan ini. Ketika kita mengenal Firman TUHAN secara dalam, kita tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku firman TUHAN dan otomatis iman kita akan terpelihara.
Jadi, langkah pertama untuk memelihara iman kita adalah dengan mengenali iman kita. Langkah yang kedua adalah:
2. Bagikan Imanmu
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,”- 1 Petrus 3:15
Kita diminta untuk selalu siap sedia mempertanggungjawabkan iman kita. Seorang pengkhotbah bernama George Whitefield pernah bertanya kepada salah seorang pemuda tentang apa yang dipercayainya. Dan pemuda itu menjawab: “Oh, gampang saja. Saya percaya pada apa yang gereja saya percayai”. “Dan apa yang gerejamu percayai” Tanya George Whitefield lagi. “Gereja saya percaya pada apa yang saat ini saya percayai” jawab jemaat tersebut. “Dan apa yang kamu percayai?” Tanya George Whitefield sekali lagi. Setelah berpikir sejenak, pemuda itu menjawab: “Gereja dan saya percaya pada hal yang sama”.
Ketika kita membagikan iman kita kepada orang lain, iman kita akan bertumbuh.
3. Pertahankan Imanmu
Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.,” – 1 Petrus 1:5
Kita perlu mempertahankan iman kita karena oleh iman kitalah dilindungi Allah.
“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api.” 1 Petrus 1:7a.

Kita perlu mempertahankan iman kita karena iman kita lebih berharga dari emas.

“karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.1 Petrus 1:9

Kita perlu mempertahankan iman kita karena tujuan iman adalah keselamatan kita.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri. Kita perlu menjaga iman kita dari pikiran negatif, rasa malas, kepahitan dan juga rasa takut. Suku-suku di pedalaman Afrika memiliki cara yang unik untuk melatih anak-anak lelaki mereka. Agar dapat diterima oleh kelompok pria dewasa, mereka harus melewati suatu ujian. Di usia akil baliq, melalui sebuah upacara, anak-anak ini dilepas ke hutan dan tinggal di sana selama beberapa waktu. Mereka tidak dibekali apa pun, kecuali sebuah belati. Anak-anak ini harus membuktikan kepada seluruh warga sukunya bagaimana kesanggupan mereka untuk bertahan hidup di hutan. Bagaimana harus menaklukkan alam, mencari makan dan mengatasi berbagai bahaya binatang buas yang sewaktu-waktu menyerang mereka. Mulanya mereka merasa begitu takut dan gentar. Tetapi apa boleh buat ujian ini tidak dapat dihindari. Melainkan harus dijalani oleh semua anak laki-laki. Sementara itu, ayah mereka secara diam-diam akan tetap mengawasi sang anak selama berada di hutan. Berbagai penderitaan dan kesulitan yang luar biasa harus dilewati. Rata-rata mereka berhasil lulus. Kemudian diterima secara resmi sebagai seorang pria muda di sukunya. Namun tidak sedikit yang gagal dan harus mengulang ujian sampai berhasil.

Selain tantangan dari dalam, kita juga tidak bisa memungkiri, ada tantangan dari luar yang harus kita hadapi. Seperti ketika terjadi badai, semua makhluk berusaha menghindar dan mencari perlindungan. Namun, seekor rajawali takkan gentar menghadapi badai. Saat badai tiba, rajawali terbang dengan kecepatan tinggi menembus topan. Ia memanfaatkan tekanan angin untuk menopang rentangan sayapnya dan terbang lebih tinggi lagi. Dan ternyata, diatas badai ada tempat yang sangat teduh, tidak ada gelora angin, tidak ada hempasan topan. Disitulah sang rajawali sejenak menenangkan diri sebelum kembali menukik dan menerjang badai.

Demikian halnya dengan selancar air. Olahraga ini memang amat menarik dan menantang. Para peselancar justru tergila-gila dengan ombak dahsyat dan mencarinya hingga ke berbagai penjuru dunia. Ketika gelombang tiba, pada momen yang tepat dengan teknik yang mencengangkan, seorang peselancar segera “menunggangi” ombak dengan papan selancarnya. Manfaatkan krisis kehidupan yang saat ini sedang hadapi untuk membuat kemajuan.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment