Hidup Berkelimpahan


Apakah yang anda bayangkan ketika merenungkan tema khotbah hari ini? Sebuah rumah megah dengan kolam renang yang besar? Sebuah garasi penuh dengan mobil-mobil mewah? Kekayaan yang tidak akan habis tujuh turunan sehingga bisa menghabiskan waktu bersenang-senang dan melakukan apa yang kita sukai?

“Oh, tidak,” protes Anda. “Saya tidak sematerialistis itu.” Arti hidup berkelimpahan bagi anda adalah memiliki cukup banyak waktu dan uang (orang sering menyebutnya Time Freedom and Financial Freedom) sehingga anda bisa mencapai tujuan hidup anda seperti membantu pelayanan gereja atau membantu kegiatan sosial.

Atau mungkin arti hidup berkelimpahan bagi anda berarti memiliki hubungan yang baik, memiliki pasangan hidup yang mencintai anda apa adanya, beberapa sahabat baik yang selalu ada ketika anda membutuhkan mereka atau bisa memberi yang terbaik untuk anak-anak anda.

Saya ada kabar buruk dan kabar baik buat anda hari ini. Kabar buruknya adalah mungkin anda tidak akan mendapatkan semua materi yang anda impikan, atau mencapai semua tujuan anda, atau mengalami hubungan yang selalu menyenangkan. Tetapi kabar baiknya adalah anda bisa mendapatkan lebih dari yang anda miliki sekarang dan tetap mengalami hidup berkelimpahan. Dan hal yang perlu anda ketahui tentang hidup berkelimpahan adalah:

1. TUHAN INGIN ANDA HIDUP BERKELIMPAHAN

Saat menghubungkan TUHAN dengan hidup berkelimpahan, mungkin kita diingatkan kembali oleh teologi kemakmuran yang dikembangkan beberapa hamba TUHAN di masa silam yang mengajarkan bahwa TUHAN ingin setiap dari kita kaya secara materi dan miskin adalah dosa di mata TUHAN. Tentu saja ajaran ini salah tafsir dan menuai banyak kritik. Kita menjadi skeptik.
Tetapi jika kita meneliti Firman TUHAN, Allah memang menghendaki Anda hidup berkelimpahan.


" Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” – Yohanes 10:10

“tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
- Mazmur 1:2-3

Allah menghendaki Anda berhasil dalam kehidupan Anda dan hidup dalam kelimpahan. Kelimpahan disini bukan saja berbicara tentang kerohanian saja, tetapi setiap area hidup kita. Tetapi ini tidak berarti TUHAN ingin setiap orang Kristen kaya secara materi (Maaf ya, jika ada yang berpikiran demikian). Karena hidup berkelimpahan tidak hanya terbatas pada keberhasilan dalam keuangan saja, tetapi TUHAN menghendaki Anda bisa menikmati setiap area dalam kehidupan anda.

Dalam bukunya First Thing First, Steven Covey mengajukan serangkaian pertanyaan untuk menolong kita menentukan apakah kita benar-benar hidup dengan baik:

 Kesehatan, apakah anda mempunyai tenaga atau kemampuan jasmani terus menerus sepanjang hari – atau apakah ada hal-hal yang Anda ingin lakukan tetapi tidak dapat karena Anda merasa lelah, sakit, atau tidak bertenaga?

 Keuangan, Apakah Anda mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan memiliki sumber-sumber persediaan bagi masa depan – atau apakah Anda sedang berutang, mempunyai jam kerja yang lama, dan hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup anda?

 Hubungan, Apakah anda mempunyai hubungan yang akrab dan memuaskan dengan roang lain? Apakah Anda mampu bekerja sama dengan orang lain secara efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama – atau apakah anda merasa diasingkan dan sendirian, tidak mampu menggunakan waktu luang dengan orang-orang yang anda kasihi, atau sukar bekerja sama dengan orang-orang lain karena kesalahpahaman, kesukaran komunikasi, fitnah dan gosip?

 Terus belajar & bertumbuh, Apakah Anda terus belajar dan bertumbuh, mendapatkan sudut pandang baru, mencapai keahlian-keahlian baru – atau apakah Anda merasa tidak pernah maju?

 Kerohanian, Apakah Anda merasa dekat dengan TUHAN– atau Anda merasa jauh dan kering secara rohani?

Dimanapun kondisi kita saat ini, TUHAN ingin Anda Hidup Berkelimpahan.


“Hidup berkelimpahan adalah mengalami yang Terbaik dari ALLAH dalam setiap bidang kehidupan Anda.”
–Robert Jeffress

2. KEMAMPUAN UNTUK MENCAPAI HIDUP BERKELIMPAHAN DISEBUT HIKMAT

Selama 15 tahun bergaul dengan orang-orang Kristen, kadang saya melihat hanya sedikit perbedaan antara orang yang percaya atau tidak. Maksud saya adalah hanya sedikit orang Kristen yang benar-benar mengerti bagaimana menjalankan kehidupannya dengan baik. Tak terhitung banyaknya orang-orang Kristen yang bergumul dengan kondisi keuangannya, terlilit hutang, terjerumus dalam dosa, kekerasan rumah tangga, anak yang memberontak.

Kemampuan untuk mencapai hidup berkelimpahan disebut hikmat, atau dalam bahasa Ibrani disebut hokmah. Kata hikmat pertama kali dipakai untuk mengambarkan para penenun yang menenun pakaian Harun, imam besar. Karena imam besar Harun melambangkan Imam Besar Agung Yesus, sangat penting bagi para penenun mengikuti petunjuk TUHAN dalam membuat pakai Harun yang rumit (Kel 28:3).

Seorang yang berhikmat adalah seorang yang mengikuti petunjuk dari TUHAN, dalam setiap area hidupnya. Dan seringkali, hikmat TUHAN berlawanan dengan kecenderungan alami kita: Jalan ke atas adalah ke bawah, cara memerintah adalah melayani, cara untuk hidup adalah mati. Juga untuk memperoleh hikmat diperlukan usaha. Karena keahlian untuk hidup dengan baik tidak muncul secara alami, kita harus menemukannya.

Di sampul Alkitab milik Albert Einstein yang saat ini terpajang dalam salah satu museum di Amerika tertulis:


“Jerami di permukaan air terbawa arus tetapi orang yang mencari mutiara harus menyelam ke bawah”

Bahkan seorang pemikir besar seperti Albert Einstein tidak dapat menemukan hikmat Allah dengan mudah; ia juga harus berusaha.

3. HIDUP BERKELIMPAHAN DIMULAI DARI MASA SEKARANG

Bagi seorang Kristen, kehidupan kekal tidak dimulai setelah kematian; kehidupan itu dimulai dari sekarang.


“orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.” –Markus 10:30

“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” – Yohanes 10:10

Yesus sedang mengambarkan sebuah kualitas kehidupan yang tidak hanya disediakan untuk kehidupan setelah kematian, tetapi yang dapat dimulai dari sekarang.


Kelimpahan bukanlah apa yang kita punya tetapi apa yang kita nikmati”
- John Petit-Senn

4. BUKAN KELIMPAHAN MENURUT UKURAN DUNIA

Pada tanggal 1 Juni 2008, Tung Desem Waringin, salah satu motivator di Indonesia membagi-bagikan uang sebesar 100 juta dengan cara disebar melalui pesawat terbang di daerah Banten, Tangerang. Aksi yang dilakukannya mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat Indonesia.
Kita sering mendengar: ”Uang tidak bisa membeli segalanya, tetapi segala sesuatu membutuhkan uang”. Ungkapan ini mengandung pembelaan terhadap pentingnya uang bagi manusia. Tetapi harus kita sadari juga banyak hal lainnya yang perlu kita kejar yang jauh lebih berharga dari uang.


“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” – Matius 16:26

Ketika pemimpin yang kaya diminta oleh Yesus untuk meninggalkan kekayaannya dan mengikuti Yesus, dia pergi dengan sedih karena yang diminta oleh Yesus terlalu berat baginya, sedangkan Zakheus, rela menukar uangnya dengan keselamatan.


“Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." – Yohanes 4:13-15

Setiap orang memiliki rasa haus dalam hal tertentu. Hal-hal yang dari dunia tidak akan bisa memuaskan rasa haus kita. Dunia sifatnya menghilangkan rasa hanya hanya sebentar. Cinta uang akan membuat Anda semakin dahaga. (1 Timotius 6:9-10). Yesus telah menawarkan air kehidupan bagi kita.

Ada sebuah tradisi unik dari kerajaan Austria. Ketika seorang raja meninggal, jenazah-nya akan diarak dalam iring-iringan yang megah menuju gereja. Salah satu anggota keluarga kerajaan akan mengetok pintu gereja dan Imam gereja akan bertanya “Siapa?” Anggota keluarga kerajaan akan menjawab : ”Yang mulia raja dari Austria”. Iman tersebut akan menjawab: “Tidak Kenal”. Ini berulang sampai yang ketiga kalinya dan ketika ditanya “Siapa?” Dia harus menjawab: ”Orang berdosa yang miskin”, maka pintu gereja akan dibuka untuk menyambut arak-arakan tersebut.


Saya masih percaya, berpegang kepada TUHAN adalah hal yang terbaik di dunia ini. Inilah tujuan dari kehidupan. Tujuan kehidupan bukan kebahagiaan. Tujuan kehidupan bukan mengapai kenyamanan dan menghindari rasa sakit. Tujuan kehidupan ini adalah melakukan kehendak Allah.
-Martin Luther King, Jr.


5. HIDUP YANG BERKELIMPAHAN TIDAK MENJAUHKAN KITA DARI MASALAH-MASALAH

Ada pertanyaan seperti ini: ”Mengapa orang-orang Kristen tampaknya mempunyai lebih banyak kesukaran dalam kehidupan ini dibandingkan orang-orang bukan Kristen?” Di balik pertanyaan ini ada suatu anggapan bahwa kepatuhan kepada Allah seharusnya menyelesaikan masalah-masalah, bukannya menambah masalah. Tentu saja dalam arti tertentu anggapan tersebut benar. Orang-orang yang mematuhi hikmat Allah biasanya akan mengalami keberhasilan keuangan, hubungan, dan pekerjaan yang lebih besar dibanding mereka yang tidak mematuhinya.

Walaupun demikian, hidup dengan baik tidak menjamin kehidupan yang bebas dari masalah. Yesus berkata kepada pengikutNya bahwa mereka akan mengalami masalah-masalah di dunia, Tetapi kemudian Dia menambahkan“…Kuatkanlah hatimu, AKu telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33)


Hidup yang Berkelimpahan tidak menghampiri orang yang masalahnya diangkat oleh orang lain, tetapi yang bertumbuh dari dalam dan berakar dalam mental yang kuat dan daya juang yang tinggi.
- William Mather Lewis

6. Tujuan Hidup Berkelimpahan adalah untuk Memuliakan Allah

Allah mempunyai satu alasan yang melebihi segalanya di dunia ini: membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Allah menginginkan supaya seluruh ciptaanNya-pria, wanita, anak-anak, malaikat-malaikat, roh-roh jahat mengerti bahwa hanya Dialah yang layak disembah.


“ Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Roma 11:36

Kita diciptakan untuk kemuliaanNya. Di dunia kita menerima keuntungan-keuntungan karena kita mengikuti hikmat-Nya, tetapi TUHAN-lah yang seharusnya menerima kemuliaan. Mengapa kemuliaan untuk TUHAN? Sangat sederhana, kita memuliakan TUHAN karena Dia Alfa & Omega, Raja, TUHAN, Pencipta, Pemelihara, Penyembuh, Penebus, Pembela. Kita ada krn DIA, orang tua kita berperan, tapi Nafas & hidup dari DIA. TUhan yang memberikan segala yang baik, kita memang seharusnya memuliakanNya. Keluarga, pekerjaan, hobi, harta milik semuanya dari TUHAN dan tidak layak kita muliakan di atas TUHAN. Di Yesaya 48:11, artinya tidak sesuatu apapun di dunia ini yang DIA ciptakan layak menjadi sainganNya. Kita memuliakanNya karena hidup berkelimpahan hanya dalam TUHAN.


“Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu”- Mazmur 34:9
”Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yag diinginkan hatimu” Mazmur 37:4
”Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN! Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah” Filipi 4:4

Dialah BAPA yang sayang pada kita, dan kita sepantasnya bangga dengan DIA.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment