Impian Menjadi Kenyataan


"Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah….. Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka……..”.- Kejadian 42:6,9a

Ketika kelaparan melanda wilayah timur tengah, Yusuf yang pada waktu itu menjabat sebagai mangkubumi di Mesir menjual gandum kepada seluruh rakyat. Mereka mengantri dalam barisan yang panjang untuk mendapatkan giliran. Setiap orang sujud kepadanya. Ketika tiba giliran sekelompok orang asing, Yusuf terpaku melihat saudara-saudaranya berdiri dihadapannya. Dia mengenali mereka, walaupun mereka tidak mengenalinya. Dan ketika mereka sujud kepadanya dengan muka sampai ke tanah, teringatnya Yusuf akan mimpi-mimpinya dua puluh tahun yang lalu. Mimpinya telah menjadi kenyataan.

Tentu saja masing-masing dari kita punya impian yang belum terwujud. Hari ini kita akan belajar dari Yusuf, bagaimana dia bisa mewujudkan impiannya:

1. Jangan Lepaskan Impian Anda walaupun Awalnya Tidak Berjalan Dengan Baik

Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu……….Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?".- Kejadian 37:8,10

Ketika baru berumur tujuh belas tahun, Yusuf mendapatkan penglihatan dari Allah bahwa suatu hari kelak, saudara-saudaranya bahkan ayahnya akan memberi hormat kepadanya. Lalu segera diceritakanlah mimpinya kepada keluarganya. Apa tanggapan keluarganya? Dia di tegor oleh ayahnya dan dibenci oleh saudara-saudaranya.

Pernahkah anda menceritakan impian kepada orang terdekat anda dan yang anda dapatkan bukannya dukungan, tetapi justru cemooh? Awal impian seringkali menimbulkan antusiame ketimbang hikmat. Kita terburu-buru menceritakan impian kita kepada orang lain. Awal dari sebuah impian berada pada kondisi yang paling rapuh. Sama seperti sebutir telur yang rapuh, jika tidak hati-hati memegangnya, akan pecah. Demikian juga impian awal kita.

Banyak orang yang segera melupakan impiannya ketika mendapatkan cemooh atau kata-kata negatif. Sebelum “telur yang rapuh” itu sempat dierami, telur tersebut telah pecah. Tetapi tidak dengan Yusuf. Walaupun keluarganya tidak mengerti, dia tidak melupakan impiannya. Bagaimana dengan anda?

Jika bicara mengenai penerbangan, dunia tidak akan melupakan jasa Orville dan Wilbur Wright yang menciptakan pesawat berpenumpang pertama di dunia. Tetapi yang tidak diketahui banyak orang adalah sebenarnya dunia saat itu sangat berharap kepada seorang ilmuan yang terkemuka bernama Dr. Samuel Langley. Dia telah menciptakan pesawat tanpa penumpang yang berhasil terbang dan tanggal 8 Oktober 1903, ia siap menguji pesawat terbang berpenumpang pertama. Pada hari bersejarah itu, ratusan penonton dan wartawan menyaksikan peluncuran pesawat yang dijuluki The Great Aerodome. Tetapi sayang, pesawat itu gagal terbang dan terlempar ke air setelah terbang tiga puluh enam meter dari tempat peluncuran. Keesokan harinya, namanya dikecam oleh berbagai media masa. Dua bulan kemudian Langley berusaha kembali dan gagal. Sekali lagi para kritikus membantainya dan mengatakan dia membuang-buang uang Negara dan waktu untuk usaha yang sia-sia. Akhirnya Dr. Samuel Langley memutuskan untuk berhenti. Setelah lebih dari dua puluh tahun bekerja keras, Langley melepaskan impiannya tentang penerbangan berpenumpang pertama dan dua bulan kemudian, tepatnya 17 Desember 1903 dua montir sepeda yang tidak terkenal menerbangkan pesawat mereka, Flyer One, menyeberangi bukit-bukit pasir Kitty Hawk, di Carolina Utara.

Jangan lepaskan impian anda, walaupun keluarga anda tidak memahami anda. Jangan lepaskan impian anda ketika hujan kritik dan kata-kata negatif berusaha menghentikan anda. Impian akan menjadi kenyataan ketika anda tetap berpegang pada impian anda.

2. Jangan Lepaskan Impian Anda Walaupun Seandainya Perjalanan Anda Penuh dengan Kejutan

" Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.” Kejadian 39:9b-10

Ketika Yusuf berani bermimpi, tidak otomatis segala sesuatu berjalan sesuai dengan harapannya. Saudara-saudaranya berniat membunuhnya. Karena Ruben mencegah mereka, Yusuf hanya dilemparkan ke sumur kering. Kemudian atas usul Yehuda, dia dijual sebagai budak. Dari anak kesayangan bapaknya yang kaya raya, Yusuf berubah status menjadi budak. Ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, jangan jadikan tantangan sebagai alasan untuk kita menyerah.

Tetapi Yusuf tidak mengeluh. Dia dibeli oleh Potifar, kepala pengawal raja. Tuhan menyertai Yusuf sehingga dia berhasil dalam segala pekerjaannya. Potifar, seorang yang terbiasa waspada karena pekerjaannya, melihat TUHAN menyertainya, dia diangkat menjadi pengurus. Tetapi godaan menghampirinya. Istri Potifar membujuknya untuk tidur bersama, dan dia menolak karena takut akan TUHAN. Dia bahkan rela orang salah paham dengannya dan dia rela dipenjara demi menjaga kekudusannya. Ketika kita menikmati keberhasilan, ingatlah, itu dari TUHAN. Banyak orang setelah menikmati keberhasilan, lupa akan TUHAN dan membiarkan dirinya jatuh pada godaan-godaan.

Yusuf rela melepaskan jabatannya sebagai pengurus di rumah Potifar dan menjadi seorang narapidana. Tetapi karena penyertaan TUHAN, Yusuf menjadi narapidana teladan. Ketika di penjara, dia membantu menafsirkan mimpi juru minuman tetapi setelah bebas, juru minuman raja melupakan Yusuf. Ketika kita harus memilih, jangan ragu memilih TUHAN, walaupun ada hal yang harus kita korbankan. Bukankah semuanya dari TUHAN dan jika diambil kembali, kita harus rela. Bahkan ketika jasa-jasa kita dilupakan orang, jangan lepaskan impian anda. Banyak hal yang sering tidak masuk akal bagi kita, tapi semuanya itu masuk akal bagi TUHAN. Dia tahu kemana akan menuntun Yusuf dan Dia tahu kemana akan menuntun kita

3. Jangan Lepaskan Impian Anda Walaupun Membutuhkan Waktu yang lama untuk merealisasikannya

Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Kejadian 41:46b

Ketika menghadap Firaun, Yusuf berumur tiga puluh tahun. Tiga belas tahun telah berlalu, sejak dia mendapatkan mimpi dari TUHAN. Tiga belas tahun sebagai budak, juga narapidana. Tiga belas tahun dibenci, disalah mengerti, difitnah, dilupakan, tetapi harinya telah tiba, dia sedang berdiri dihadapan Firaun. Impian membutuhkan waktu untuk merealisasikannya. Dan seringkali butuh waktu yang lama.

Raja Daud membutuhkan waktu 15 tahun untuk menjadi seorang raja, sejak dia diurapi oleh Samuel. Martin Luther King Jr. seorang pendeta dan juga penerima Nobel Perdamaian yang memperjuangkan kesetaraan orang kulit hitam dan kulit putih di Amerika yang terkenal dengan pidatonya yang berjudul “I have a dream” (Saya punya impian), perlu menunggu sepuluh tahun untuk menyaksikan impiannya terwujud. Jika perlu menunggu waktu yang lama sampai impianmu terwujud, apakah anda akan tetap memegang impian anda?

Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. – Kejadian 50:19-20

Pada akhirnya Yusuf mengerti tujuan TUHAN memberinya impian sejak dia masih muda sehingga dia harus menghadapai berbagai tantangan dan godaan dalam kehidupan adalah untuk memelihara bangsa Israel, bangsanya sendiri.

Seperti Yusuf, kita perlu mengejar impian-impian dari TUHAN. Tragedi terbesar dalam kehidupan adalah ketika anda telah menghabiskan seluruh hidup anda untuk memanjat suatu tangga impian, menemukan bahwa anda sedang memanjat tangga yang salah. Itulah sebabnya, kita perlu memastikan impian-impian yang kita kejar berasal dari TUHAN atau dunia. Dan saya menyarankan riga pertanyaan untuk ditanyakan kepada diri anda sendiri:

a. Apakah impianku melanggar suatu perintah atau prinsip dalam firman TUHAN?

b. Apakah impianku sesuai dengan maksud Allah bagi hidupku?

c. Bagaimanakah impianku dapat memuliakan Allah?

“Lebih baik gagal dalam usaha yang akhirnya akan berhasil, dibandingkan berhasil dalam usaha yang akhirnya akan gagal”

~ Selesai ~
Previous
Next Post »
Thanks for your comment