TIGA UCAPAN IMAN

“Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau." – Ibrani 11:20


Tahukah anda, menurut sebuah data statistik orang pada umumnya mengucapkan antara sepuluh ribu sampai dua puluh ribu kata setiap hari? Kata sebanyak itu sudah cukup untuk mengisi penuh sebuah buku kecil, ironisnya orang pada umumnya tidak selesai membaca satu bukupun dalam setahun. Perbedaan semacam ini antara kata-kata yang masuk dan kata-kata yang keluar dapat menuntun pada kata-kata kosong yang sering berbahaya.

Menyambung tema khotbah minggu lalu tentang Tiga Langkah Iman, salah satu langkah terpenting orang yang beriman adalah memperhatikan setiap ucapannya. Hari ini kita akan belajar dari Ishak, bagaimana ucapan-ucapannya mempengaruhi hidup keluarganya. Dan ketiga jenis ucapan yang menunjukkan kita sebagai orang yang beriman adalah

1. Seorang yang Beriman akan Mengucapkan Doa atas orang lain

“Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”.- Kejadian 25:21

Dua puluh tahun menikah, Ishak belum dikarunia seorang anakpun. Penyebabnya sudah diketahui, istrinya mandul. Dia bisa saja menyalahkan Ribka sebagai penyebab ketidakbahagiaan dalam rumah tangga mereka. Juga bisa saja dia mengambil jalan pintas untuk menikah lagi. Tetapi Ishak belajar dari pengalaman Ayah dan Ibunya. Menyalahkan seseorang atau menikah lagi bukanlah solusi. Ishak memilih untuk berdoa, dan TUHAN mengabulkan doanya.

Ketika berhadapan dengan masalah atau tantangan dalam hidup, seringkali kita tergoda untuk menyalahkan seseorang atau mengambil jalan pintas. Tetapi sebagai seorang yang beriman, kita tahu sekarang solusinya adalah berdoa. Berdoalah untuk masalah keuangan yang sedang Anda hadapi saat ini, berdoalah untuk masalah rumah tangga Anda. Berdoalah untuk orang yang menyakiti hati anda. Berdoalah untuk pasangan anda, anak-anak anda, musuh anda. Apa yang anda doakan akan membuat perbedaan dalam hidup anda di kemudian hari. Sama seperti Ishak yang karena imannya memandang jauh ke depan, kita juga perlu melihat masa depan kita dengan iman. Berdoalah untuk orang sekitar anda, karena perubahan mereka akan membawa perubahan dalam hidupmu juga.


2. Seorang yang Beriman akan Mengucapkan Berkat untuk Orang Lain

“….."Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia.”Kejadian 27:27-29
Ishak lebih sayang kepada Esau daripada Yakub, sebab dia suka makan daging buruan yang dimasak oleh Esau. Ketika dia sudah tua, matanya telah kabur, sehingga dia tidak bisa melihat lagi, dia meminta Esau berburu dan memasak masakan kesukaannya, dan setelah itu dia akan memberkati Esau. Mungkin saja Ribka tidak menceritakan kepada Ishak mengenai nubuat tentang Yakub akan lebih besar dari Esau. Juga mungkin Ishak tidak mengetahui Esau telah menjual hak kesulungannya kepada Yakub, dia hanya ingin memberkati Esau, karena itu adalah haknya sebagai anak sulung.

Tetapi Yakub yang berkonspirasi dengan ibunya, menipu Ishak, sehingga Ishak memberikan berkatnya kepada Yakub. Ketika Ishak menyadari, dia tertipu, dia tidak menarik kembali berkatnya. Bahkan ketika kita membaca di Kej 28:1-4, dia kembali meneguhkan berkatnya. Dia melihat semuanya itu sebagai rencana TUHAN. Ishak adalah alat di tangan TUHAN, melalui Ishak, TUHAN meneruskan berkatNya kepada Yakub.

Kita adalah alat di tangan TUHAN. Melalui kita, TUHAN ingin memberkati orang lain. Mungkin ada beberapa orang kesukaan kita, tetapi TUHAN akan memilih orang kesukaanNya. Kita melihat seseorang dari luarnya saja, tetapi TUHAN melihat hati. Jadi jangan menahan berkat terhadap orang yang ingin TUHAN berkati melalui kita. Mungkin orang itu mengesalkan kita, mungkin orang itu menipu kita, membohongi kita, tapi TUHAN tahu siapa yang ingin diberkatinya. Daripada kita membalas cercaan dengan cercaan, TUHAN berkata balaslah kejahatan dengan kebaikan.

Saya teringat dengan sebuah cerita mengenai seorang raja yang pandai dan bijaksana. Suatu hari, dia ingin menguji kepedulian rakyatnya terhadap sesama dengan meletakkan sebuah batu yang besar di tengah jalan. Orang yang pertama kali lewat adalah seorang petani dengan gerobaknya. Ketika dilihatnya batu besar tersebut, dia mengomel mengapa tidak ada orang yang memindahkan batu tersebut. Akhirnya dengan susah payah, dia mendorong gerobaknya ke samping menghindari batu tersebut.

Tidak berselang lama, seorang prajurit yang baru baru pulang dari medan perang melewati jalan tersebut. Karena terburu-buru, dia tersandung oleh batu tersebut dan jatuh. Dimarahinya semua orang yang berada di sekitar jalan tersebut. Setelah itu, dia melangkah pergi tanpa memindahkan batu yang sempat membuatnya celaka. Ketika hari mulai gelap, lewat seorang pemuda yang nampak kelelahan sehabis pulang bekerja. Ketika dilihatnya batu besar tersebut, dia berpikir: “Batu besar ini bisa menimbulkan celaka buat banyak orang, lebih baik saya pindahkan, apalagi hari mulai gelap.” Ketika dipindahkannya batu tersebut, betapa terkejutnya pemuda tersebut karena dia menemukan sekantong emas dengan surat dari raja yang berbunyi: “Karena anda telah menunjukkan kepedulian terhadap sesama dengan memindahkan batu ini, anda berhak mendapatkan emas dalam kantong ini”. Betapa bergembiranya pemuda tersebut, menyadari sedikit kepedulian yang dia tunjukkan kepada sesama, membawa berkat buat dirinya sendiri. Akhirnya cerita ini tersebar di kerajaan tersebut dan rakyat mendapatkan sebuah pelajaran tentang kepedulian terhadap sesama. Raja senang.

Batu sandungan bisa menjadi berkat buat pemuda sederhana dalam cerita di atas. Batu sandungan juga bisa menjadi berkat dalam hidup kita. Tetaplah berkati orang lain, siapapun juga orangnya.

3. Seorang yang Beriman akan Mengucapan Kata-Kata Pemberi Semangat untuk Orang Lain

“….Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu."
Kejadian 27:40

Ketika Esau menemukan berkat yang seharusnya dia terima telah dirampas oleh Yakub, dia menangis dan memohon kepada Ishak untuk memberkatinya dengan berkat yang lain. Tetapi karena semua berkat telah diberikan kepada Yakub, tidak ada berkat lagi kepada Esau, tetapi dia memberkati Esau dengan kata-kata pemberi semangat bahwa dengan berusaha sungguh-sungguh, Esau bisa merubah nasibnya.
Bagaimana jika kita menemukan seseorang yang lagi patah arang? Di 1 Tesalonika 5:14 , Firman TUHAN mengatakan:

“Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.”

Ketika seorang sedang tawar hati, kita perlu menawarkan penghiburan atau kata-kata yang memberi dorongan atau semangat. Saya menemukan sesuatu yang menarik tentang pelatih Bulu Tangkis. Pelatih Bulu Tangkis tidak hanya melatih fisik dan teknik dari para pemainnya, melainkan juga mental dari para pemainnya. Ketika bertanding, para pelatih ini akan memberikan kata-kata semangat seperti “Kamu pasti menang”, “Ayo, masih bisa menang”. “Sudah bagus, pertahankan”, “Lain kali, pasti bisa menang”. Mereka menghindari kata-kata yang bisa mencuri semangat para pemainnya di lapangan.
Demikian juga kita, perlu terus memberikan kata-kata pemberi semangat kepada orang lain.

Saya akan akhiri khotbah hari ini dengan sebuah cerita tentang seorang raja yang bermimpi semua gigi-nya tanggal. Risau dengan maksud mimpi-nya, sang raja memanggil seorang peramal untuk menafsirkan mimpinya. Setelah diceritakan mimpinya, peramal tersebut berkata: “Kesialan akan menimpa paduka. Semua gigi tanggal artinya semua anggota keluarga paduka akan meninggal”. Mendengar tafsiran peramal, raja menjadi tidak senang dan memerintahkan peramal tersebut dicambuk 20 kali. Tidak puas dengan peramal yang pertama, raja memanggil peramal yang lain. Ketika raja menceritakan mimpinya, peramal tersebut berkata: “Paduka adalah manusia yang paling beruntung di dunia, karena paduka akan hidup lebih lama dari semua kerabat paduka”. Senang dengan tafsiran peramal yang kedua, raja menghadiahi peramal tersebut 20 keping emas.

Kemudian raja bertanya kepada penasihat-nya:”Bagaimana pendapatmu dengan kedua peramal tadi?”. Jawab penasihanya “Sebenarnya tafsiran kedua peramal itu sama saja, yang membedakan mereka hanyalah cara penyampaiannya.”

Jadi,
Berdoalah untuk orang lain,
Berkatilah orang lain &
Berilah semangat untuk orang lain.
.
~~ Selesai ~~
Previous
Next Post »
Thanks for your comment