Tiga Karakteristik Pria Rohani

Jika Anda ditanya apakah Anda seorang pria yang rohani? Apa jawaban Anda? Saya yakin, Anda tidak bisa menjawabnya segera. Anda mungkin berpikir dulu, “Jika saya jawab ya, nanti saya dikira sombong atau jika saya jawab belum,  selama ini saya telah berusaha, apakah memang belum cukup rohani?” Jawaban yang mungkin terlontar dari mulut Anda adalah jawaban yang diplomatis, “Lagi diusahakan”. Keraguan ini timbul mungkin karena Anda kurang memahami karakteristik pria yang rohani. Paling tidak, ada tiga karakteristik pria rohani yang perlu Anda ketahui:

1. Seorang Pria Rohani Melihat Ke Atas
Seorang pria yang mampu melihat ke atas akan mengerti bahwa hidup ini bukanlah tentang dirinya, melainkan Penciptanya. Ia menyadari bahwa dirinya adalah anak Allah dan ia membutuhkan Allah. Jika bicara tentang apa yang paling penting dan yang paling diinginkannya dalam hidupnya, maka jawabannya adalah Tuhan. Sama seperti yang ditulis oleh pemazmur di Mazmur 73:25, satu-satunya yang diinginkan dalam hidupnya adalah Tuhan. Karena itulah, seorang pria rohani akan selalu rindu bersekutu dengan Tuhan, menikmati Firman-Nya. 
Pada jaman sekarang, Tuhan harus bersaing dengan dunia untuk bertahta di hati manusia dan ironisnya, seringkali Tuhan kalah. Uang, kenyamanan hidup, dosa mengambil alih hati manusia. Tuhan tidak lagi yang utama, pemberian Tuhanlah yang justru mengambil alih perhatian manusia.  Tetapi seorang pria rohani yang selalu melihat ke atas dapat melihat bahwa semua pemberian baik itu asalnya dari Tuhan (Yakobus 1:17). 
Seorang pria yang mampu melihat ke atas mengerti untuk siapa dia melakukan sesuatu. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Kolose 3:23. Ia mengerti apapun juga yang dia lakukan baik itu pekerjaan maupun pelayanan, ia lakukan  untuk Tuhan.

2. Seorang Pria Rohani Melihat ke Dalam
Setelah melihat ke atas, pria rohani akan dituntun oleh Tuhan melihat ke dalam dirinya. Segera setelah Elia  melihat Tuhan dalam kemuliaan-Nya, ia melihat dirinya yang penuh dengan dosa. (Yesaya 6:1-5). Sama seperti Ayub, Petrus dan Yohanes (Ayub 42:5,6; Lukas.5:8; Wahyu 1:17). Semakin dekat dengan terang, seseorang dapat melihat dirinya dengan lebih jelas. Semakin dekat kita dengan Tuhan, semakin kita bisa melihat kelemahan dan dosa kita. 
Seorang pria yang dapat melihat dirinya sendiri, yang dapat melihat “ketelanjangannya” akan berusaha memakai pakaian “kemurnian” untuk menutupi dirinya. (Wahyu 3:17-18). Seorang pria yang dapat melihat dirinya sendiri akan menemukan banyak hal dalam dirinya yang perlu dibuang, perlu dibersihkan, perlu di asah kembali. 
Seorang pria yang dapat  melihat dirinya sendiri sanggup merendahkan dirinya kepada siapa saja  baik yang lebih tua maupun lebih muda darinya - untuk meminta maaf ataupun memohon pengampunan. Dia menyadari bahwa doa dan pelayanannya tidak akan diterima oleh Tuhan jika dia menyakiti hati orang lain, baik itu istrinya, anaknya, saudaranya laki-laki ataupun perempuan, saudara saudari seiman, siapa saja. Tuhan menyarankannya untuk “…tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Matius 5:23,24)

3. Seorang Pria Rohani Melihat ke Luar
Setelah seorang pria sanggup melihat ke atas dan ke dalam, ia akan dapat melihat ke luar dengan lebih jelas. Seorang pria rohani akan menyadari bahwa Tuhan memberkatinya supaya ia juga bisa memberkati orang lain juga. Karena begitu besar kasih Allah pada dirinya, dengan senang hati, ia akan membagi kasih yang telah diterimanya dari Allah kepada orang lain. Karena Tuhan telah mengampuni dosa-dosanya, dengan senang hati, ia akan mengampuni orang-orang yang menyakiti dirinya. Karena Tuhan telah begitu baik pada dirinya, dengan senang hati ia akan melakukan kebaikan bagi sesamanya. Dia menerima secara gratis dari Allah dan ia akan memberikannya juga dengan gratis. 
Seorang pria yang sanggup melihat ke luar akan memperhatikan kebutuhan orang lain. Ia akan berusaha membantu saudara-saudari yang membutuhkan dan juga mengasihi jiwa yang hilang. Ia memiliki hati Samaria yang baik hati (Lukas 10:30-37) dan Paulus yang rela terpisah dari Kristus agar kaum Yahudi bisa diselamatkan (Roma 9:3). 
Tuhan memperhatikan manusia ciptaan-Nya – untuk menolong mereka, memberkati mereka, mengangkat mereka ketika jatuh, menjauhkan mereka dari cobaan iblis. Seorang pria yang sanggup melihat ke luar akan melakukan hal yang sama bagi saudara-saudarinya dalam Tuhan. Ia selalu berusaha agar dapat melayani, bukan untuk dilayani. 
Seorang pria yang dapat melihat keluar  tidak akan berusaha mencari keuntungan dari sesamanya atas pelayanannya. Baik itu dalam bentuk uang maupun hormat. Seperti Tuhan, motivasinya hanyalah agar bisa menjadi berkat bagi orang banyak. Dia tidak mengharapkan hadiah atau pemberian dari seseorang, ia percayakan segala kebutuhan kepada Tuhan. 
Jadi, seorang pria rohani melihat ke atas, ke dalam dan ke luar. Jika ia hanya melihat ke atas saja, imannya tidak akan banyak gunanya. Jika ia melihat ke dalam saja, ia akan kecewa dengan dirinya. Jika ia melihat ke luar saja, pelayanan hanyalah pelayanan yang dangkal saja. Tetapi jika kita bisa melihat ketiga arah tersebut secara konsisten, kita akan menjadi pria yang rohani.
Jadi, apakah Anda seorang pria yang rohani?
Previous
Next Post »
Thanks for your comment